Percakapan
dengan Bang Juan sebelum berangkat ke Purwokerto untuk acara Juguran Blogger
2019 adalah :
 |
Pantai Karang Bolong, Pulau Nusa Kambangan - Cilacap |
Ika : “Bang Juan, selepas
acara Juguran Blogger 2019 extend
yuk?
Bang
Juan : “iyakkk, udah pernah ke
Cilacap belum?
Ika : “belum, eh udah denk,
tapi udah lama banget Bang, tapi kalau diajakin kesana lagi mau sih”,
Bang
Juan : “siap, motoran yak”,
Ika : “Baiklah, biar enak
ya bang jalan-jalannya alias bisa berhenti dimana aja”,
Sedikit
percakapan aku dengan Bang Juan, kawan perjalananku saat itu pasca lebaran.
Senin,
01 Juli 2019 selepas check out dari Hotel Meothel Purwokerto, Aku, Cece Lenny,
Bang Juan dan Lichun dengan go car menuju Pandawa Rental Motor. Kami berencana
menyewa motor untuk perjalanan Cilacap.
Tak
berapa lama kami tiba di Pandawa Rental Motor dan terima oleh sang Ibu pemilik
rumah, bahkan kami menghabiskan beberapa kue di toples, dasar tamu tak tahu
diri candaku kepada kawan-kawan hehe...
Pandawa Rental Motor memiliki armada baru Honda Beat, harga sewa per 24 jam antara
Rp. 70.000,- s.d Rp. 100.000,- dengan syarat meninggalkan 3 identitas yang beralamat yang sama, kemarin Bang Juan mengunakan KTP, KIS dan SIM A.
Lepas memberikan 3 identitas dan membayar tunai, kunci diberikan oleh Sang Ibu, aku dibonceng oleh Bang Juan, sedangkan Cece
Lenny membonceng Lichun, (aku berkata ke
cece, kamu memang perempuan tangguh ce). Tujuan awal adalah ke rumah Kak
Olipe untuk menitipkan beberapa barang, aku sepakat menjadikan satu ransel
dengan beberapa bawaan Bang Juan agar
simple dan ringan selama perjalanan.
Berapa
menit kemudian kami sudah tiba di rumah Kak Olipe dan disambut sangat manis olehnya, menyimpan
barang lalu berangkat kembali. Ada kejadian memalukan nih disini, aku lupa memakai helm ditengah perjalanan menuju SPBU untuk mengisi bahan bakar yang sudah
mulai menipis menuju huruf “E”.
Ika : “Bang Juan, aku lupa pakai helm balik ke
rumah Kak Olipe ya Bang”,
Bang
Juan : “iyaa, tanpa banyak
kata-kata”,
Bang
Juan : “ Memberi kode ke Cece
Lenny, untuk menunggu di SPBU terdekat”,
Cece
Lenny : “Menganggukkan kepala”,
tanda setuju.
Begitu
tiba di rumah Kak Olipe helm sudah disimpankan di teras, alhamdulillah pikirku
apa kabar kalau didalam rumah dan terkunci, aku bakal sangat merepotkan orang
lain.
Setelah memakai helm perjalanan dilanjutkan menuju SPBU, mengisi full bahan bakar agar
perjalanan lancar hingga Cilacap. Lagi-lagi kejadian terulang ketika tiba di
SPBU kami tidak menemukan Cece Lenny dan Lichun yang tadi berangkat lebih dalu.
Aku mengambil handphone untuk bertanya dimanakah mereka.
Ika
: “Cece, Kamu
dimana? Aku dan Bang Juan nunggu di SPBU jalur yang menuju Cilacap”,
Cece
Lenny : “Aku menunggu di SPBU
Pahlawan”,
Bang
Juan : “Suruh ke SPBU yang
menuju jalur Cilacap “,
Ika : “Cece ditunggu di SPBU yang menuju Jalur
Cilacap yaa”,
Cece
Lenny : “Oke”,
Jeda
beberapa waktu Cece Lenny dan Lichun tiba, kami pun tertawa dengan kebodohan
masing-masing dasar #teledor.
 |
Trowongan Lama |
 |
Trowongan Baru Double Track |
Perjalanan
kemudian dilanjutkan, lagi-lagi kami salah jalur harusnya mengambil arah
Cilacap tapi ke Banyumas, lalu putar arah kembali menuju jalur yang benar. Perjalanan
sangat seru karena pemandangan indah alam sekitarnya, kami berhenti di Jembatan Merah pertama untuk berfoto, setelah itu aku meminta izin
berhenti ke Bang Juan begitu melewati trowongan kereta Kebasen. Mengambil
beberapa foto lalu jalan kembali.
Pukul
13.30 sudah memasuki jalur antar provinsi Banyumas - Cilacap ada beberapa jalur dalam perbaikan dan lumayan berdebu. Aku pun memberitahu Bang Juan sudah mulai lapar,
berhentilah kami di warung mie ayam untuk mengisi perut yang sudah mulai
keroncongan. Memesan mie ayam dan es teh diselingi canda tawa kami ke penjual
yang ternyata berasal dari Jambi, sama dengan kampung halaman Cece Lenny.
Selepas
mengisi perut, perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Teluk Penyu. Hanya butuh
lima belas menit kami sudah tiba dipintu masuk Pantai Teluk Penyu dengan
membayar Rp. 30.000,- untuk empat orang lengkap dengan asuransi, jadi per orang
Rp. 7.500,-. Lepas membayar kami langsung masuk ke area Pantai Teluk Penyu
bertemu dengan Pak Anto pemilik kapal sewaan untuk ke Nusakambangan. Kami meyewa
kapal Rp.140.000,- PP Pantai Teluk Penyu
– Pantai Nusa Kambangan lebih kurang 15 menit menyebrang.
Kami
hanya punya jatah 2 jam untuk menikmati pantai, menurut Pak Anto jika sore air
sudah mulai pasang, dan benar saja ombak laut Selatan memang dasyat. Begitu
tiba kami memilih menyusuri pantai daripada ke benteng.
 |
Bersantai kami |
 |
Pantai Karang Bolong Pulau Nusa Kambangan |
 |
Kapal Tongkang |
Aku,
Bang Juan, Cece Lenny dan Lichun menyusuri pantai disisi utara yang kala itu
surut airnya hingga berhenti di Pantai Karang Bolong. Aku memilih disitu karena
tidak terlalu jauh untuk kembali dititik penjemputan kapal. 2 jam tak terasa
kami menikmati pantai, berfoto, melihat kapal nelayan hilir mudik, kapal
tongkang dan pemandangan Gunung Slamet dikejauhan, benar-benar cantik.
 |
Pemandangan Laut dan Gunung Slamet |
Pantai
Karang Bolong di Nusa Kambangan sangat cantik serta bersih dikelilingi
pepohonan khas pantai, waktu berlalu aku merasa ombak pantai semakin tinggi dan
meyakinkan jika semakin sore akan pasang. Waktu sudah menunjukkan 16.54 aku
mengingatkan Bang Juan untuk menurunkan drone, Cece Lenny dan Lichun untuk
merapihkan pakaian dan perlengkapan kamera.
Setelah rapi kemudian berjalan
menyusuri jalan yang kita lewati tadi, namun sudah berubah air sudah pasang dan
aku harus melewati jalur air setinggi dengkul karena ya memang aku pendek sih.
Pelan-pelan aku berjalan sambil berpegangan karang disamping karena takut
terhembas air yang sudah mulai pasang. Tak berapa lama sudah tiba dititik
penjemputan kapal, Bang Juan menghubungi kapal untuk menjemput, kami pun hendak
kembali kedaratan.
Begitu
tiba kami lalu bertanya ke Pak Anto dimanakah ada penginapan, diberitahu
disekitaran pantai dan sudah disurvei Cece Lenny. Sambil menunggu aku mulai
mencari informasi, disekitaran kota atau stasiun akhirnya dapat info di
sekitaran Stasiun Cilacap. Kami pun pamit ke Pak Anto untuk menuju Hotel Pojok depan Stasiun Cilacap.
Bang
Juan kemudian bertanya ke pemilik, kebetulan ada kamar kosong masing masing
bisa untuk dua orang, harga per kamar Rp. 100.000,-/malam tanpa sarapan dengan
fasilitas area parkir motor, tempat tidur,
kipas angin, televisi, lemari kecil, meja dan dua kursi, kamar mandi dalam dengan wc jongkok. Kami menempati kamar
dilantai dua, aku bersama Cece dan Bang Juan dengan Lichun.
Setelah
bebersih atau mandi kami sepakat berkumpul pukul 19.00 menuju alun-alun untuk makan malam dan
menikmati suasana malam di Cilacap. Suasana malam disekitar alun-alun sangat
ramai, kami kemudian mencari parkir dan menemukan sebuah tempat makan bernama “Tenda
Biru”. Kenapa aku memilih warung tenda ini, karena sangat ramai pengunjung.
Benar saja, enak semua makanan yang kami pesan. Aku memesan mie goreng seafood,
Bang Juan ayam kremes + nasi, Cece Lenny mie ayam dan Lichun Kwetiaw goreng
beserta minum es jeruk dan teh hangat total
Rp.103.000,- untuk ber empat.
 |
Nasi Ayam Kremes |
 |
Bakmi Ayam |
 |
Mie Goreng |
Selepas
membayar kemudian kami melihat ke area pasar malam, melihat wahana
ontang-anting, bianglala dan ombak asmara. Suasana begitu ramai kami pun sangat
menikmati malam di Cilacap ini, lepas berkeliling kami pun sepakat kembali ke
hotel sudah didera rasa mengantuk. Sesampainya dihotel aku langsung bebersih
dan kemudian tidur, karena esok pagi bersama Bang Juan akan berkunjung ke pasar
tradisional. Selamat Malam!!
Berlanjut
di Hari Kedua Menikmati Jajanan Cilacap,
dan Sungai Serayu…..