Traveling, al you have to do is take the first step (Ibn Batuta)
Perjalanan selanjutnya adalah mengikuti Kelas Inspirasi Nganjuk #4,
kegiatan tersebut sudah menjadi candu bagi saya, entah mengapa selalu ingin dan
ingin lagi.
Hari itu Jum’at, 01 September
2017 setelah shalat Idul Adha. Saya sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju agen bus Harapan Jaya yang terletak di Pasar Rebo Jakarta Timur, menuju lokasi tak butuh lama dari rumah hanya 7 Km. Mengingat keberangkatan ini sangat
mendadak dengan segala pertimbangan, saya tidak prepared tiket jauh-jauh hari. Sampai di agen Harapan Jaya dibantu
sama sahabat saya, Anna dan adiknya Christine agar saya tetap bisa berangkat
dan tiba esok pagi di Nganjuk untuk mengikuti briefing.
Perjalanan menuju Nganjuk ini,
hampir saja batal dan saya hendak mengundurkan diri, jika tidak mendapat tiket
bus, tapi alhamdulillah tiket sudah ditangan dan siap berangkat pukul 13.00
wib. Terima kasih ya Allah, lagi-lagi langkah dimudahkan dan tetap semangat.
Mengunakan bus Jakarta - Nganjuk
menempuh lebih kurang 15 jam perjalanan, tiba keesokan harinya. Waktu yang
panjang di bus saya gunakan untuk istirahat dan berkabar dengan Ibuk. Tepat
03.30 wib bus tiba depan terminal Nganjuk, masih dalam keadaan mengantuk saya turun
dan mengambil ransel deuter hijau kesayangan dalam bagasi. Lalu duduk di trotoar dihembas dinginnya angin Nganjuk (ya Nganjuk memang kota angin), memberi kabar Ibuk
untuk dijemput namun tidak ada yang membalas, hingga terpikir untuk naik bentor.
Terminal Nganjuk menuju Desa Sumengko ditempuh dengan jarak 8,8 km via waze. Di
atas bentor saya sambil berbincang dengan Bapak yang mengantar saya menuju kediaman
Mbah, sudah 2 tahun saya tidak pulang kesini, rindu rasanya.
Tiba di rumah, lalu mengetuk
pintu tidak satu pun yang dibukakan. Alhasil tidur dulu diteras saja sambil
menunggu pagi. Tak berapa lama Ibuk
membukakan pintu dan menyuruh saya mandi dan istirahat, sambil menunggu
briefing sore hari. Perjalanan yang panjang dari Jakarta membuat badan ini
terasa lelah sekali karena sebelumnya juga saya baru tiba dari Padang
Sidempuan.
Hari sudah siang alarm berdering, lalu bergegas mandi untuk bersiap menuju
ke lokasi briefing diantarkan oleh Paklek, tak butuh waktu lama dari rumah sekitar 15
menit tiba di lokasi briefing disambut hangat oleh Mas Helmi, Kak Dita, Kak
Dian dan Kak Hendra lalu berkenalan dengan Pak Parno dan Mas Irawan. Rombongan
belajar SD Negeri Klodan 4, hanya 3 inspirator yang hadir selebihnya absen
karena suatu pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.
![]() |
Briefing SDN Klodan 4 |
Selepas briefing rombongan belajar SD Negeri Klodan 4, masih berkoordinasi untuk keberangkatan hari Minggu besok menuju lokasi. Hasil kesepakatan, hari Minggu kita akan berangkat awal terdiri dari saya, Mas Helmi, Kak Dhita, Kak Vina, Kak Dian serta Mas El, sedangkan rekan-rekan yang menyusul ada Pak Parno, Mas Irawan, Kak Hendra, Kak Winda, Kak Rasyid, Kak Rini dan Mas Rio.
![]() |
Meeting point Alun-alun Nganjuk |
Singkat cerita, sesuai
kesepakatan meeting point di Alun-alun Nganjuk jam 11.00 saya sudah tiba lebih
awal. Sambil menunggu saya pikir jajan-jajan dulu, dapatlah sate tahu dan es
jeruk, tak lama handphone berdering, saya lalu membuka ternyata ada whatssap
dari Kak Dian memberi kabar sudah tiba juga bersama kak Vina, tak lama Mas Helmi, Kak Dhita dan
terakhir Mas El yang datang dari Kediri. Setelah tim pertama berkumpul, kita
melengkapi semua keperluan aksesoris dan snack untuk anak-anak di hari inspirasi esok. Karena bawaan yang banyak dan hanya tiga motor, alhasil
kesusahan hehehe.., namun seru sih perjalanannya. Saya bawa ransel deuter kesayangan berisi keperluan kelas inspirasi pakaian ganti,
laptop, kamera dan tripod yang lumayan berat sedangkan Mas El membawa dua tas
berisi perlengkapan kamera, laptop dan tripod, sedang ditengah saya masih
membawa dua dus air mineral.
Awalnya saya masih nyaman memangku
air mineral tersebut, namun beriring perjalanan yang berkelok dan menanjak
membuat sudah tidak nyaman. Dimana awal perjalanan rekan yang memberi tumpangan saya
ini pendiam banget “Duh garing banget gak ada pembicaraan”, pikirku dalam hati (maklum saya biasa cekikikan ngalor-ngidul).
Tak lama istirahat dulu untuk makan di warung Mbak Ita yang terkenal itu, saya
memesan nasi pecel bersama Mas El sedang
yang lainnya memesan nasi ikan dan sayur asam, unik kalau di Jawa Timur
sayur asamnya terdiri dari kacang tanah, buncis dan daun ubi jalar.
![]() |
RM. Mbak Ita |
![]() |
Tim kloter pertama |
![]() |
Menu makan siang saya dan Mas El, Nasi Pecel Rp. 10.000,- |
Setelah makan perjalanan
dilanjutkan memasuki wilayah Ngetos, dan jalurnya mulai berkelok, menanjak dan menurun
tak lupa matahari yang sangat terik membakar kulit, tapi semua terbayar sama pemandangan yang cihuyy yaitu hamparan pohon jati dan perkebunan mangga yang buahnya banyak banget hehe.. koq rasanya langsung terbayang ngerujak, walau sambil memangku kardus yang
kadang merosot membuat badan ini basah keringat tapi tetap dinikmati. Tak Lama kita pun kembali beristirahat untuk shalat dzuhur dekat lokasi Candi Ngetos, saya lanjut bergegas turun, mengambil mukena dari dalam tas menuju
masjid untuk menunaikan shalat. Hanya kita berempat yang shalat karena
kebetulan Kak Dian dan Kak Dhita berhalangan. Lepas beristirahat dan shalat,
saya sempat mengabadikan Candi Ngetos dan membuat story instagram.
![]() |
Candi Ngetos, merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke 15 |
![]() |
Jalan menuju Klodan |
Perjalanan menuju Klodan dilanjutkan kembali, namun sudah nggak garing seperti diawal hehehe.. Mas El mulai membuka pembicaraan dan bertanya “Kesibukkannya apa mbak?”, saya jawab “kerja sambil jalan-jalan mas”, lalu bertanya lagi “kemana yang terjauh?, saya jawab “Romania”, selepas itu banyak obrolan ngalor-ngidul biar perjalanan yang penuh tantangan ini tidak terasa, walaupun sebenarnya saya agak kesusahan memangku dua dus air mineral tadi, jika kondisi jalan menanjak. Malah sempet ditengah perjalanan menanjak, rusak, tercetus dalam kata-kata “Liat Mas El itu pemandangannya bagus banget”, mungkin saya adalah penumpang yang tak tahu diri, sementara Mas El lagi fokus dan konsentrasi sama jalanan, agar kita tidak jatuh dari motor. Namun beriringnya waktu kardus yang saya pangku jatuh satu karena memang medan yang sulit, akhirnya saya turun dari motor dan memilih jalan kaki. Mas El membawakan tas ransel saya dan dua dus air mineral tadi, menunggu diatas, serunya perjalanan menuju Klodan.
![]() |
View dimana air mineral yang saya bawa terjatuh |
Tak berapa lama kita sampai dikediaman Kepala Dusun disambut dengan sangat ramah dan tentu dengan segelas teh manis, yang menurut saya manisnya berlebihan hahaha..”kalau keseringan minum teh manis kayak ini bisa diabetes”, pikirku. Selepas itu kita diantar menuju rumah Bude Damirah, penduduk lokal yang rumahnya biasa memberikan tumpangan bagi siapa saja yang datang untuk kegiatan di Klodan. Rumahnya besar cukup untuk kita beramai-ramai dan yang paling saya suka ada dapur tradisional, bisa menghangatkan badan jika malam hari.
Awal datang saya dan rekan-rekan disambut dengan ramah, lalu berkenalan
dengan Bude Damirah sang pemilik rumah, lalu meminta izin untuk menginap.
Sambil beristirahat diselingi obrolan lucu-lucu, kita membuat aksesoris untuk
kegiatan kelas inspirasi berupa ikat kepala berbentuk daun waru lalu direkatkan
ke pita merah putih, suasana seperti ini yang saya tunggu jika mengikuti kelas inspirasi yaitu kebersamaan, kekeluargaan walaupun baru bertatap muka sudah seperti kenal lama.
Setelah selesai membuat aksesoris lalu saya, Mas Helmi dan Mas El berjalan-jalan ke sekitar untuk melihat keadaan sekolah dan kebiasaan masyarakat sekitar. Salah satunya melihat pembuatan minyak cengkih, namun sayang sang pemilik tidak ada di rumah. Klodan merupakan desa di lereng Gunung Wilis berudara sejuk jika malam hari dan panas jika siang hari. Mata pencarian penduduk adalah pertanian seperti cengkih, tanaman jagung, pemandangan menuju desa ini dipenuhi pohon cengkih.
![]() |
Kebersamaan membuat aksesoris |
Setelah selesai membuat aksesoris lalu saya, Mas Helmi dan Mas El berjalan-jalan ke sekitar untuk melihat keadaan sekolah dan kebiasaan masyarakat sekitar. Salah satunya melihat pembuatan minyak cengkih, namun sayang sang pemilik tidak ada di rumah. Klodan merupakan desa di lereng Gunung Wilis berudara sejuk jika malam hari dan panas jika siang hari. Mata pencarian penduduk adalah pertanian seperti cengkih, tanaman jagung, pemandangan menuju desa ini dipenuhi pohon cengkih.
Malam hari rombongan belajar SD
Negeri Klodan 4 sudah berkumpul, berdiskusi untuk persiapan hari
inspirasi, Kelas Inspirasi Nganjuk #4 dari pembukaan, pembagian kelas dan penutupan sudah tersusun rapi. Setelah diskusi kemudian saya membantu Bude mengoreng singkong di pawon (ini dapur yang terbuat dari tanah liat dan mengunakan kayu bakar), lalu makan malam bersama inilah
kearifan lokal yang saya rasakan disetiap perjalanan, seru bukan. Menu malam ini nasi, sayur tahu dan telur serta kerupuk. Sambil
menunggu kedatangan Kak Rasyid, dan Kak Rini serta Kak Rio yang akan tiba larut
malam, untungnya saya bisa menghubungi mereka dan memberitahu lokasi rumah yang
kita tinggali, uniknya di Klodan tidak ada signal kecuali telkomsel itupun hanya diarea tertentu saja.
Saya, Rasyid, Rini dan Bude Damirah |
![]() |
Menu Makan Malam |
![]() |
Singkong Goreng |
Malam sudah larut saatnya
beristirahat, awalnya saya janji sama Mas El untuk hunting milky way nyatanya
cahaya bulan terlalu over sehingga saya memilih istirahat. Padahal biasanya, saya tidur larut malam jika dapat lokasi sebagus Klodan. Pukul 05.00
saya bangun untuk mandi dan membantu Bude Damirah menyiapkan sarapan pagi.
SD Negeri Klodan 4 |
Jalan didepan sekolah |
Jalan didepan sekolah |
Ruang Kelas |
Selepas sarapan saya langsung
menuju sekolah, SD Negeri Klodan 4 untuk
membantu persiapan upacara bendera pada hari Senin dan pembukaan Kelas
Inspirasi. Upacara dipimpin oleh Pak Parno, relawan inspirator Purnawirawan
Angkatan Darat, upacara berjalan hikmat dan didokumentasikan oleh Kak Winda,
Mas Rio sebagai relawan fotografer sedang untuk Videografer oleh Mas El.
Upacara Kenaikan Bendera Hari Senin, sebagai tanda kesetiaan pada NKRI |
Saya mendapat giliran mengajar di jam kedua, sambil menunggu giliran mengajar saya membantu fasilitator merekatkan aksesoris di kepala anak-anak. Saya dapat kesempatan mengajar di kelas 3-4 dan 5-6, anak-anak SD Negeri Klodan 4 sangat inspiratif dan agresif, benar-benar butuh tenaga ekstra untuk mengajar di kelas 3-4 yang sangat sulit diatur sedang untuk kelas 5-6 lebih kondusif untuk diberikan materi tentang profesi saya sebagai penulis perjalanan, benar-benar pengalaman yang luar biasa bisa mengajar di sekolah ini. Walaupun terpencil tidak memutuskan semangat anak-anak untuk belajar menyongsong masa depan mengapai cita-cita.
Bersama anak-anak Kelas 3-4 |
Bersama anak-anak di Kelas 5-6 |
Kak Rasyid bersama anak-anak Kelas 3-4 |
Pak Parno bersama anak-anak kelas 1-2 |
Kak Rini Bersama anak-anak kelas 3-4 |
Mas Irawan bersama anak-anak kelas 5-6 |
Saya bercerita tentang keindahan Indonesia dari barat hingga timur, dari Sabang sampai Merauke melalui foto-foto dan memutar video perjalanan saya bersama beberapa rekan, ada yang lupa saya tidak mengunakan boneka saat bercerita. Kelas inspirasi membawa perubahan bagi saya sendiri untuk terus memajukan pendidikan dipenjuru negeri.
Kelas Inspirasi Nganjuk session 4
adalah kegiatan yang memfasilitasi para
professional untuk memberi pengalaman dan inspirasi tentang profesi mereka
kepada siswa Sekolah Dasar di Nganjuk. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak
pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang
besar.
Manfaat Kelas Inspirasi bagi
relawan sebagai berikut :
1a. Memberikan
pengalaman mengajar dan belajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi serta
pengorbanan yang nyata terhadap perbaikan masa depan bangsa
2b. Membangun
sensitivitas para relawan terhadap realitas kualitas pendidikan yang kontra
dengan kemajuan kota besar
3c. Mengajak
kaum professional untuk bersama-sama turun tangan menunaikan janji kemerdekaan
: “mencerdaskan kehidupan bangsa”
4d. Mengaktivasi
semangat voluntourism untuk mengatasi masalah disekitar kita tanpa harus
menunggu orang lain terlebih dahulu dan tanpa menyalalahkan pihak manapun.
Manfaat Kelas Inspirasi bagi
siswa SD :
1a. Memperluas
wawasan mereka akan pilihan profesi yang bisa dijadikan cita-cita
2b. Memberikan
Inspirasi untuk memiliki cita-cita setinggi mungkin
3c. Memberikan
motivasi untuk terus melanjutkan pendidikan
d. Menyadarkan pentingnya menghormati orangtua dan guru dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mimpi tertinggi mereka
.e. Menanamkan 4 (empat) nilai positif utama (kejujuran, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian) sebagai jalan untuk mewujudkan apa yang diimpikannya.
d. Menyadarkan pentingnya menghormati orangtua dan guru dalam upaya mewujudkan cita-cita dan mimpi tertinggi mereka
.e. Menanamkan 4 (empat) nilai positif utama (kejujuran, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian) sebagai jalan untuk mewujudkan apa yang diimpikannya.
Anak-anak Kelas 1-2 |
Anak-anak Kelas 1-2 belajar bersama Mas Irawan |
Anak-anak Kelas 3-4 |
Anak-anak Kelas 5-6 |
5.
Ketika saya meminta ke salah satu murid untuk bercerita tentang cita-citanya |
Menempel cita-cita
"Kelas inspirasi sendiri merupakan langkah menjadi panutan.
Ujar menjadi pengetahuan.
Pengalaman menjadi Inspirasi"
Cuti sehari, selamanya menginsiprasi
|
Buat saya pribadi mengikuti kelas
inspirasi menambah banyak wawasan, teman baru, keluarga baru dan terinspirasi
oleh anak-anak yang begitu semangat mengikuti kelas. Lokasi sekolah yang saya
ikuti ini berada di Ngetos, salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk, Jawa
Timur. Kecamatan Ngetos terletak di lereng gunung Wilis memiliki ketinggian lebih kurang 550 mdpl, kondisi ketika datang kemarau dan berdebu serta keadaan sekolah yang masih perlu mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan khususnya untuk fasilitas perpustakaan dan kamar mandi yang menurut saya kotor tidak terpelihara dengan baik, serta Dinas Perkerjaan Umum untuk memfasilitasi jalan menuju sekolah yang saat ini sedang rusak parah banyak korban yang terjatuh. Saya dan Mas El sempat melihat-lihat ruang perpustakaan dan buku-buku lama yang sudah mulai berdebu.
Pengalaman yang menarik saat mengajar adalah saat di kelas 5-6 ada salah satu murid yang saya minta tolong untuk maju ke depan kelas bernama Aminudin bercerita tentang cita-citanya menjadi tentara Angkatan Darat, tercapai cita-citamu walau tinggal terpencil tetapi semangat belajar harus tetap membara. Kesan anak-anak SD Negeri Klodan 4 sendiri senang dengan adanya kegiatan kelas inspirasi di sekolah mereka.
Pengalaman yang menarik saat mengajar adalah saat di kelas 5-6 ada salah satu murid yang saya minta tolong untuk maju ke depan kelas bernama Aminudin bercerita tentang cita-citanya menjadi tentara Angkatan Darat, tercapai cita-citamu walau tinggal terpencil tetapi semangat belajar harus tetap membara. Kesan anak-anak SD Negeri Klodan 4 sendiri senang dengan adanya kegiatan kelas inspirasi di sekolah mereka.
Perpustakaan SDN Klodan 4, tidak terawat |
![]() |
Mas El melihat-lihat kondisi buku di perpustakaan |
Dalam hal menyampaikan materi saya mempergunakan kunci saat mengajar yaitu :
Siapakah aku?
Apa Profesiku?
Apa yang dilakukan profesiku
setiap hari saat bekerja?
Di mana aku bekerja?
Apa peran/manfaat dari profesiku
di masyarakat?
Bagaimana menjadi aku?
Metode penyampaikan saya
bercerita dan bermain dengan anak-anak serta menunjukkan foto-foto sudah kemana
sajakah. Dari foto-foto ini mereka
belajar lokasi dan nama daerah melalui peta.
Metode pengajaran saya melihat video kemudian sesi pertanyaan kepada anak-anak |
7 (tujuh) prinsip dasar mengikuti Kelas Inspirasi Nganjuk session 4 :
1. Sukarela
2. Bebas
kepentingan
3. Tanpa
biaya
4. Siap
belajar
5. Turun
tangan langsung
6. Siap
bersilahtuhrahmi
7. Tulus
Jam terakhir saya mengajar di
kelas 5-6, anak-anak begitu antusias mengikuti ada yang ingin menjadi tentara,
guru, pemain sepak bola dan saya menyampaikan kelas literasi dimana pentingnya
membaca sejak dini untuk anak-anak. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 Hari
Inspirasi telah selesai dan dilanjutkan menempelkan cita-cita di banner SD
Negeri Klodan 4. Tercapai cita-cita anakku sekalian, kalian begitu membanggakan
dan menginspirasi. Setelah selesai kita pun beramah tamah dengan para guru
tentang kegiatan kelas inspirasi hari ini dan kedepannya. Lalu dilanjutkan ke
rumah Bude Damirah untuk berpamitan dan menuju UPT Desa Blongko untuk Refleksi.
Menempelkan cita-cita |
Alex murid kelas 6 bercita-cita menjadi Tentara Angkatan Udara |
![]() |
Kak Rasyid bersama Mei dan Alex |
![]() |
Ramah tamah bersama guru-guru SD Negeri Klodan 4 |
Mas Rio dan Pak Parno |
Kak Dhita memberikan Piagam Penghargaan Kepada Pak Riyanto |
Foto Bersama Inspirator, Guru dan Fasilitator |
Foto Bersama SDN Klodan 4 |
Tim SD Negeri Klodan 4 saat Refleksi |
![]() |
Tim SD Negeri Klodan 4 saat Refleksi |
Perjalanan menuju lokasi refleksi terasa begitu ringan karena sudah tidak membawa kardus, tapi tetap
membahas keindahan alam disekitarnya bersama Mas El, agar panas terik tidak
begitu terasa membakar kulit, itu hanya alibi saya saja, panas tetap terik. Tak berapa lama kita tiba
di lokasi refleksi untuk bersilatuhrahmi dan berbagi pengalaman tentang
kegiatan kelas inspirasi hari ini dengan rekan-rekan sekolah lain. Untuk tim SD Negeri
Klodan 4 diwakili oleh Pak Parno untuk mencerita pengalaman seru hari ini, lalu
foto bersama dan makan siang.
Refleksi adalah sesi penutup dari rangkaian kegiatan Kelas Inspirasi Nganjuk 4. Pada sesi ini, relawan dapat membagikan apa yang dialami dan inspirasi apa yang diperoleh selama mengajar siswa SD. Sesi ini menjadi penting untuk dilakukan untuk tetap menjaga semangat dan antusiasme relawan dalam berkontribusi didalam pendidikan di Indonesia.
Refleksi adalah sesi penutup dari rangkaian kegiatan Kelas Inspirasi Nganjuk 4. Pada sesi ini, relawan dapat membagikan apa yang dialami dan inspirasi apa yang diperoleh selama mengajar siswa SD. Sesi ini menjadi penting untuk dilakukan untuk tetap menjaga semangat dan antusiasme relawan dalam berkontribusi didalam pendidikan di Indonesia.
Terima kasih saya ucapkan kepada
seluruh tim Panitia Lokal Kelas Inspirasi Nganjuk 4, Sekolah Dasar Negeri Klodan 4 Bapak
Sudarmanto (Kepsek) beserta jajajarannya dan murid-murid yang antusias dan luar biasa terutama Marwan, rekan-rekan satu rombongan belajar
SDN Klodan 4, Para Inspirator Pak Parno, Mas Irawan, Mas Rasyid, Kak Rini,
Fasilitator Kak Hendra, Mas Helmi, Kak Dian, Kak Vina, Kak Dhita, Relawan
Dokumentator (Fotografi) Kak Winda, Mas Rio dan Videografer Mas El. Bude
Damirah yang memberikan tumpangan menginap dan makan selama di Klodan, Bapak Kepala
Dusun Klodan, Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kelancaran kegiatan Kelas
Inspirasi di SD Negeri Klodan 4.