Kamis, 21 September 2017

Kelas Inspirasi Nganjuk #4 : Cuti Sehari, Selamanya Menginspirasi


Traveling, al you have to do is take the first step (Ibn Batuta)

Perjalanan selanjutnya adalah mengikuti Kelas Inspirasi Nganjuk #4, kegiatan tersebut sudah menjadi candu bagi saya, entah mengapa selalu ingin dan ingin lagi.

Hari itu Jum’at, 01 September 2017 setelah shalat Idul Adha. Saya sudah bersiap-siap untuk berangkat menuju agen bus Harapan Jaya yang terletak di Pasar Rebo Jakarta Timur, menuju lokasi tak butuh lama dari rumah hanya 7 Km. Mengingat keberangkatan ini sangat mendadak dengan segala pertimbangan, saya tidak prepared tiket jauh-jauh hari. Sampai di agen Harapan Jaya dibantu sama sahabat saya, Anna dan adiknya Christine agar saya tetap bisa berangkat dan tiba esok pagi di Nganjuk untuk mengikuti briefing

Perjalanan menuju Nganjuk ini, hampir saja batal dan saya hendak mengundurkan diri, jika tidak mendapat tiket bus, tapi alhamdulillah tiket sudah ditangan dan siap berangkat pukul 13.00 wib. Terima kasih ya Allah, lagi-lagi langkah dimudahkan dan tetap semangat.

Mengunakan bus Jakarta - Nganjuk menempuh lebih kurang 15 jam perjalanan, tiba keesokan harinya. Waktu yang panjang di bus saya gunakan untuk istirahat dan berkabar dengan Ibuk. Tepat 03.30 wib bus tiba depan terminal Nganjuk, masih dalam keadaan mengantuk saya turun dan mengambil ransel deuter hijau kesayangan dalam bagasi.  Lalu duduk di trotoar  dihembas dinginnya angin Nganjuk (ya Nganjuk memang kota angin), memberi kabar Ibuk untuk dijemput namun tidak ada yang membalas, hingga terpikir untuk naik bentor. Terminal Nganjuk menuju Desa Sumengko ditempuh dengan jarak 8,8 km via waze. Di atas bentor saya sambil berbincang dengan Bapak yang mengantar saya menuju kediaman Mbah, sudah 2 tahun saya tidak pulang kesini, rindu rasanya.

Tiba di rumah, lalu mengetuk pintu tidak satu pun yang dibukakan. Alhasil tidur dulu diteras saja sambil menunggu pagi.  Tak berapa lama Ibuk membukakan pintu dan menyuruh saya mandi dan istirahat, sambil menunggu briefing sore hari. Perjalanan yang panjang dari Jakarta membuat badan ini terasa lelah sekali karena sebelumnya juga saya baru tiba dari Padang Sidempuan. 

Hari sudah siang alarm berdering, lalu bergegas mandi untuk bersiap menuju ke lokasi briefing diantarkan oleh Paklek, tak butuh waktu lama dari rumah sekitar 15 menit tiba di lokasi briefing disambut hangat oleh Mas Helmi, Kak Dita, Kak Dian dan Kak Hendra lalu berkenalan dengan Pak Parno dan Mas Irawan. Rombongan belajar SD Negeri Klodan 4, hanya 3 inspirator yang hadir selebihnya absen karena suatu pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan.

Briefing SDN Klodan 4

Selepas briefing rombongan belajar SD Negeri Klodan 4, masih berkoordinasi untuk keberangkatan hari Minggu besok menuju lokasi. Hasil kesepakatan, hari Minggu kita akan berangkat awal terdiri dari saya, Mas Helmi, Kak Dhita, Kak Vina, Kak Dian serta Mas El, sedangkan rekan-rekan yang menyusul ada Pak Parno, Mas Irawan, Kak Hendra, Kak Winda, Kak Rasyid, Kak Rini dan Mas Rio.

Meeting point Alun-alun Nganjuk

Singkat cerita, sesuai kesepakatan meeting point di Alun-alun Nganjuk jam 11.00 saya sudah tiba lebih awal. Sambil menunggu saya pikir jajan-jajan dulu, dapatlah sate tahu dan es jeruk, tak lama handphone berdering, saya lalu membuka ternyata ada whatssap dari Kak Dian memberi kabar sudah tiba juga bersama kak Vina, tak lama Mas Helmi, Kak Dhita dan terakhir Mas El yang datang dari Kediri. Setelah tim pertama berkumpul, kita melengkapi semua keperluan aksesoris dan snack untuk anak-anak di hari inspirasi esok. Karena bawaan yang banyak dan hanya tiga motor, alhasil kesusahan hehehe.., namun seru sih perjalanannya. Saya bawa ransel deuter kesayangan berisi keperluan kelas inspirasi pakaian ganti, laptop, kamera dan tripod yang lumayan berat sedangkan Mas El membawa dua tas berisi perlengkapan kamera, laptop dan tripod, sedang ditengah saya masih membawa dua dus air mineral. 

Awalnya saya masih nyaman memangku air mineral tersebut, namun beriring perjalanan yang berkelok dan menanjak membuat sudah tidak nyaman. Dimana awal perjalanan rekan yang memberi tumpangan saya ini pendiam banget “Duh garing banget gak ada pembicaraan”, pikirku dalam hati (maklum saya biasa cekikikan ngalor-ngidul). Tak lama istirahat dulu untuk makan di warung Mbak Ita yang terkenal itu, saya memesan  nasi pecel bersama Mas El sedang yang lainnya memesan nasi ikan dan sayur asam, unik  kalau di Jawa Timur sayur asamnya terdiri dari kacang tanah, buncis dan daun ubi jalar.

RM. Mbak Ita

Tim kloter pertama

Menu makan siang saya dan Mas El, Nasi Pecel Rp. 10.000,-
Sayum asam unik khas Jawa Timur

Setelah makan perjalanan dilanjutkan memasuki wilayah Ngetos, dan jalurnya mulai berkelok, menanjak dan menurun tak lupa matahari yang sangat terik membakar kulit, tapi semua terbayar sama pemandangan yang cihuyy yaitu hamparan pohon jati dan perkebunan mangga yang buahnya banyak banget hehe.. koq rasanya langsung terbayang ngerujak, walau sambil memangku kardus yang kadang merosot membuat badan ini basah keringat tapi tetap dinikmati. Tak Lama kita pun kembali beristirahat untuk shalat dzuhur dekat lokasi Candi Ngetos, saya lanjut bergegas turun, mengambil mukena dari dalam tas menuju masjid untuk menunaikan shalat. Hanya kita berempat yang shalat karena kebetulan Kak Dian dan Kak Dhita berhalangan. Lepas beristirahat dan shalat, saya sempat mengabadikan Candi Ngetos dan membuat story instagram.

Candi Ngetos, merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke 15

Jalan menuju Klodan

Perjalanan menuju Klodan dilanjutkan kembali, namun sudah  nggak garing seperti diawal hehehe.. Mas El mulai membuka pembicaraan dan bertanya “Kesibukkannya apa mbak?”, saya jawab “kerja sambil jalan-jalan mas”, lalu bertanya lagi “kemana yang terjauh?,  saya jawab “Romania”, selepas itu banyak obrolan ngalor-ngidul biar perjalanan yang penuh tantangan ini tidak terasa, walaupun sebenarnya saya agak kesusahan memangku dua dus air mineral tadi, jika kondisi jalan menanjak. Malah sempet ditengah perjalanan menanjak, rusak, tercetus dalam kata-kata “Liat Mas El itu pemandangannya bagus banget”, mungkin saya adalah penumpang yang tak tahu diri, sementara Mas El lagi fokus dan konsentrasi sama jalanan, agar kita tidak jatuh dari motor. Namun beriringnya waktu kardus yang saya pangku jatuh satu karena memang medan yang sulit, akhirnya saya turun dari motor dan memilih jalan kaki. Mas El membawakan tas ransel saya dan dua dus air mineral tadi,  menunggu diatas, serunya perjalanan menuju Klodan. 

View dimana air mineral yang saya bawa terjatuh

Tak berapa lama kita sampai dikediaman Kepala Dusun disambut dengan sangat ramah dan tentu dengan segelas teh manis, yang menurut saya manisnya berlebihan hahaha..”kalau keseringan minum teh manis kayak ini bisa diabetes”, pikirku. Selepas itu kita diantar menuju rumah Bude Damirah, penduduk lokal yang rumahnya biasa memberikan tumpangan bagi siapa saja yang datang untuk kegiatan di Klodan. Rumahnya besar cukup untuk kita beramai-ramai dan yang paling saya suka ada dapur tradisional, bisa menghangatkan badan jika malam hari. 

Awal datang saya dan rekan-rekan disambut dengan ramah, lalu berkenalan dengan Bude Damirah sang pemilik rumah, lalu meminta izin untuk menginap. Sambil beristirahat diselingi obrolan lucu-lucu, kita membuat aksesoris untuk kegiatan kelas inspirasi berupa ikat kepala berbentuk daun waru lalu direkatkan ke pita merah putih, suasana seperti ini yang saya tunggu jika mengikuti kelas inspirasi  yaitu kebersamaan, kekeluargaan walaupun baru bertatap muka sudah seperti kenal lama. 


Kebersamaan membuat aksesoris

Setelah selesai membuat aksesoris lalu saya, Mas Helmi dan Mas El berjalan-jalan ke sekitar untuk melihat keadaan sekolah dan kebiasaan masyarakat sekitar. Salah satunya melihat pembuatan minyak cengkih, namun sayang sang pemilik tidak ada di rumah. Klodan merupakan desa di lereng Gunung Wilis berudara sejuk jika malam hari dan panas jika siang hari. Mata pencarian penduduk adalah pertanian seperti cengkih, tanaman jagung, pemandangan menuju desa ini dipenuhi pohon cengkih.

Duskusi tim SD Negeri Klodan 4
Malam hari rombongan belajar SD Negeri Klodan 4 sudah berkumpul, berdiskusi untuk persiapan hari inspirasi, Kelas Inspirasi Nganjuk #4 dari pembukaan, pembagian kelas  dan penutupan sudah tersusun rapi. Setelah diskusi kemudian saya membantu Bude mengoreng singkong di pawon (ini dapur yang terbuat dari tanah liat dan mengunakan kayu bakar), lalu makan malam bersama inilah kearifan lokal yang saya rasakan disetiap perjalanan, seru bukan. Menu malam ini nasi, sayur tahu dan telur serta kerupuk. Sambil menunggu kedatangan Kak Rasyid, dan Kak Rini serta Kak Rio yang akan tiba larut malam, untungnya saya bisa menghubungi mereka dan memberitahu lokasi rumah yang kita tinggali, uniknya di Klodan tidak ada signal kecuali telkomsel itupun hanya diarea tertentu saja.


Saya, Rasyid, Rini dan Bude Damirah

Menu Makan Malam

Singkong Goreng
Malam sudah larut saatnya beristirahat, awalnya saya janji sama Mas El untuk hunting milky way nyatanya cahaya bulan terlalu over sehingga saya memilih istirahat. Padahal biasanya, saya tidur larut malam jika dapat lokasi sebagus Klodan. Pukul 05.00 saya bangun untuk mandi dan membantu Bude Damirah menyiapkan sarapan pagi.

SD Negeri Klodan 4

Jalan didepan sekolah

Jalan didepan sekolah

Ruang Kelas

Selepas sarapan saya langsung menuju sekolah, SD Negeri Klodan 4  untuk membantu persiapan upacara bendera pada hari Senin dan pembukaan Kelas Inspirasi. Upacara dipimpin oleh Pak Parno, relawan inspirator Purnawirawan Angkatan Darat, upacara berjalan hikmat dan didokumentasikan oleh Kak Winda, Mas Rio sebagai relawan fotografer sedang untuk Videografer oleh Mas El.

Upacara Kenaikan Bendera Hari Senin, sebagai tanda kesetiaan pada NKRI

Saya mendapat giliran mengajar di jam kedua, sambil menunggu giliran mengajar saya membantu fasilitator merekatkan aksesoris di kepala anak-anak. Saya dapat kesempatan mengajar di kelas 3-4 dan 5-6, anak-anak SD Negeri Klodan 4 sangat inspiratif dan agresif, benar-benar butuh tenaga ekstra untuk mengajar di kelas 3-4 yang sangat sulit diatur sedang untuk kelas 5-6 lebih kondusif untuk diberikan materi tentang profesi saya sebagai penulis perjalanan, benar-benar pengalaman yang luar biasa bisa mengajar di sekolah ini. Walaupun terpencil tidak memutuskan semangat anak-anak untuk belajar menyongsong masa depan mengapai cita-cita.

Bersama anak-anak Kelas 3-4

Bersama anak-anak di Kelas 5-6

Kak Rasyid bersama anak-anak Kelas 3-4

Pak Parno bersama anak-anak kelas 1-2

Kak Rini Bersama anak-anak kelas 3-4

Mas Irawan bersama anak-anak kelas 5-6

Saya bercerita tentang keindahan Indonesia dari barat hingga timur, dari Sabang sampai Merauke melalui foto-foto dan memutar video perjalanan saya bersama beberapa rekan, ada yang lupa saya tidak mengunakan boneka saat bercerita. Kelas inspirasi membawa perubahan bagi saya sendiri untuk terus memajukan pendidikan dipenjuru negeri.

Kelas Inspirasi Nganjuk session 4 adalah kegiatan yang memfasilitasi para professional untuk memberi pengalaman dan inspirasi tentang profesi mereka kepada siswa Sekolah Dasar di Nganjuk. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar.

Manfaat Kelas Inspirasi bagi relawan sebagai berikut :

1a. Memberikan pengalaman mengajar dan belajar di depan kelas sebagai bentuk kontribusi serta pengorbanan yang nyata terhadap perbaikan masa depan bangsa
2b. Membangun sensitivitas para relawan terhadap realitas kualitas pendidikan yang kontra dengan kemajuan kota besar
3c. Mengajak kaum professional untuk bersama-sama turun tangan menunaikan janji kemerdekaan : “mencerdaskan kehidupan bangsa”
4d. Mengaktivasi semangat voluntourism untuk mengatasi masalah disekitar kita tanpa harus menunggu orang lain terlebih dahulu dan tanpa menyalalahkan pihak manapun.

Manfaat Kelas Inspirasi bagi siswa SD :

1a. Memperluas wawasan mereka akan pilihan profesi yang bisa dijadikan cita-cita
2b. Memberikan Inspirasi untuk memiliki cita-cita setinggi mungkin
3c. Memberikan motivasi untuk terus melanjutkan pendidikan
 d. Menyadarkan pentingnya menghormati orangtua  dan guru dalam upaya mewujudkan  cita-cita dan mimpi tertinggi mereka
.e. Menanamkan 4 (empat) nilai positif utama (kejujuran, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian) sebagai jalan untuk mewujudkan apa yang diimpikannya.

Anak-anak Kelas 1-2 

Anak-anak Kelas 1-2 belajar bersama Mas Irawan

Anak-anak Kelas 3-4

Anak-anak Kelas 5-6
5.       
Ketika saya meminta ke salah satu murid untuk bercerita tentang cita-citanya

Menempel cita-cita


"Kelas inspirasi sendiri merupakan langkah menjadi panutan.
Ujar menjadi pengetahuan.
Pengalaman menjadi Inspirasi"

Cuti sehari, selamanya menginsiprasi

Buat saya pribadi mengikuti kelas inspirasi menambah banyak wawasan, teman baru, keluarga baru dan terinspirasi oleh anak-anak yang begitu semangat mengikuti kelas. Lokasi sekolah yang saya ikuti ini berada di Ngetos, salah satu kecamatan di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Kecamatan Ngetos terletak di lereng gunung Wilis memiliki ketinggian lebih kurang 550 mdpl, kondisi ketika datang kemarau dan berdebu serta keadaan sekolah yang masih perlu mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan khususnya untuk fasilitas perpustakaan dan kamar mandi yang menurut saya kotor tidak terpelihara dengan baik, serta Dinas Perkerjaan Umum untuk memfasilitasi jalan menuju sekolah yang saat ini sedang rusak parah banyak korban yang terjatuh. Saya dan Mas El sempat melihat-lihat ruang perpustakaan dan buku-buku lama yang sudah mulai berdebu.

Pengalaman yang menarik saat mengajar adalah saat di kelas 5-6 ada salah satu murid yang saya minta tolong untuk maju ke depan kelas bernama Aminudin bercerita tentang cita-citanya menjadi tentara Angkatan Darat, tercapai cita-citamu walau tinggal terpencil tetapi semangat belajar harus tetap membara. Kesan anak-anak SD Negeri Klodan 4 sendiri senang dengan adanya kegiatan kelas inspirasi di sekolah mereka.

Perpustakaan SDN Klodan 4, tidak terawat

Mas El melihat-lihat kondisi buku di perpustakaan

Dalam hal menyampaikan materi saya mempergunakan kunci saat mengajar yaitu :


Siapakah aku?
Apa Profesiku?
Apa yang dilakukan profesiku setiap hari saat bekerja?
Di mana aku bekerja?
Apa peran/manfaat dari profesiku di masyarakat?
Bagaimana menjadi aku?

Metode penyampaikan saya bercerita dan bermain dengan anak-anak serta menunjukkan foto-foto sudah kemana sajakah. Dari foto-foto ini  mereka belajar lokasi dan nama daerah melalui peta.

Metode pengajaran saya melihat video kemudian sesi pertanyaan kepada anak-anak

7 (tujuh) prinsip dasar mengikuti Kelas Inspirasi Nganjuk session 4 :
1.       Sukarela
2.       Bebas kepentingan
3.       Tanpa biaya
4.       Siap belajar
5.       Turun tangan langsung
6.       Siap bersilahtuhrahmi
7.       Tulus

Jam terakhir saya mengajar di kelas 5-6, anak-anak begitu antusias mengikuti ada yang ingin menjadi tentara, guru, pemain sepak bola dan saya menyampaikan kelas literasi dimana pentingnya membaca sejak dini untuk anak-anak. Jam sudah menunjukkan pukul 11.30 Hari Inspirasi telah selesai dan dilanjutkan menempelkan cita-cita di banner SD Negeri Klodan 4. Tercapai cita-cita anakku sekalian, kalian begitu membanggakan dan menginspirasi. Setelah selesai kita pun beramah tamah dengan para guru tentang kegiatan kelas inspirasi hari ini dan kedepannya. Lalu dilanjutkan ke rumah Bude Damirah untuk berpamitan dan menuju UPT Desa Blongko untuk Refleksi.

Menempelkan cita-cita

Alex murid kelas 6 bercita-cita menjadi Tentara Angkatan Udara

Kak Rasyid bersama Mei dan Alex
Ramah tamah bersama guru-guru SD Negeri Klodan 4

Mas Rio dan Pak Parno

Kak Dhita memberikan Piagam Penghargaan Kepada Pak Riyanto

Foto Bersama Inspirator, Guru dan Fasilitator

Foto Bersama SDN Klodan 4

Tim SD Negeri Klodan 4 saat Refleksi


Tim SD Negeri Klodan 4 saat Refleksi

Perjalanan menuju lokasi refleksi terasa begitu ringan karena sudah tidak membawa kardus, tapi tetap membahas keindahan alam disekitarnya bersama Mas El, agar panas terik tidak begitu terasa membakar kulit, itu hanya alibi saya saja, panas tetap terik. Tak berapa lama kita tiba di lokasi refleksi untuk bersilatuhrahmi dan berbagi pengalaman tentang kegiatan kelas inspirasi hari ini dengan rekan-rekan sekolah lain. Untuk tim SD Negeri Klodan 4 diwakili oleh Pak Parno untuk mencerita pengalaman seru hari ini, lalu foto bersama dan makan siang.

Refleksi adalah sesi penutup dari rangkaian kegiatan Kelas Inspirasi  Nganjuk 4. Pada sesi ini, relawan dapat membagikan apa yang dialami dan inspirasi apa yang diperoleh selama mengajar siswa SD. Sesi ini menjadi penting untuk dilakukan untuk tetap menjaga semangat dan antusiasme relawan dalam berkontribusi didalam pendidikan di Indonesia.

Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh tim Panitia Lokal Kelas Inspirasi Nganjuk 4, Sekolah Dasar Negeri Klodan 4 Bapak Sudarmanto (Kepsek) beserta jajajarannya dan murid-murid yang antusias dan luar biasa terutama Marwan, rekan-rekan satu rombongan belajar SDN Klodan 4, Para Inspirator Pak Parno, Mas Irawan, Mas Rasyid, Kak Rini, Fasilitator Kak Hendra, Mas Helmi, Kak Dian, Kak Vina, Kak Dhita, Relawan Dokumentator (Fotografi) Kak Winda, Mas Rio dan Videografer Mas El. Bude Damirah yang memberikan tumpangan menginap dan makan selama di Klodan, Bapak Kepala Dusun Klodan, Puji syukur kepada Allah SWT atas segala kelancaran kegiatan Kelas Inspirasi di SD Negeri Klodan 4.



Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...