Selasa, 16 Februari 2016

Pulo Geulis dan Vihara Maha Brahma Bogor


Awal mendengar  Pulo Geulis saya bingung, letaknya di Bogor bagian mana perasaan tidak ada pulau. Oh ternyata Pulo Geulis terletak tak jauh dari Kebun Raya dan berada dekat Pasar Suryakencana kota Bogor. Pulo Geulis sendiri terbentuk karena aliran Sungai Ciliwung terbelah dan kemudian menyatu kembali tepat sebelum Kebun Raya Bogor, maka Pulo Geulis tampak seperti pulau. Lokasinya masuk wilayah Kelurahan Babakan Pasar Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor Jawa Barat.

Papan Nama Vihara Maha Brahma
Pulo Geulis dalam bahasa sunda berarti pulau yang cantik.  Nama lama pulau ini  sebagai Pulau Parakan Baranangsiang yang berasal dari kata marak yang berarti mengambil ikan tanpa parak. Namun ada juga yang menyebutnya “Rawa Bangke” karena banyaknya sampah dan bercampur bangkai sehingga berbau seperti bangkai. Pulo Geulis awalnya adalah kawasan hutan hijau. Sebelum dibangun pemukiman seperti sekarang ini, dahulunya untuk peristirahatan raja dari Kerajaan Pakuan Padjajaran.

Jembatan Penghubung ke Pulo Geulis
Penduduk di Pulo Geulis sangatlah padat dan kebanyakan berasal dari Suku Sunda dan Tionghoa. Tempat ini setidaknya sudah dihuni ratusan silam sesuai dengan ditemukannya sebuah klenteng tua bernama Vihara Maha Brahma atau Pan Kho Bio yang dibangun pada abad ke-18, yang diyakini sebagai kelenteng tertua di Bogor. Vihara Maha Brahma hingga kini terpelihara dengan baik dan merupakan rumah ibadah yang berperan penting dalam setiap acara imlek dan cap go meh di kota Bogor.

Pinggir Sungai Pulo Geulis
Vihara ini mengalami perubahan total pada tahun 1984 sehingga sangat disayangkan ada banyak yang berubah dan sudah tidak lagi sebagai benda cagar budaya. Banyak benda – benda purbakalanya yang hilang dan kini kepengurusannya dibawah Yayasan Danagun. Pembersihan dan perawatan vihara ini dilakukan secara gotong - royong warga sekitar satu bulan sebelum imlek, patung-patung dibersihkan dan kegiatan pengantian pakaian. Kegiatan rutin vihara setiap tanggal satu dan lima belas sesuai kalender Cina dilakukan peribadatan berupa kebaktian vihara.

Papan Nama Vihara MahaBrahma

Pintu Masuk Vihara
Vihara Maha Brahma atau Pan Kho Bio tidak hanya sebagai rumah ibadah umat Tionghoa, tetapi juga dipergunakan oleh kaum muslim sekitar untuk pengajian Maulid Nabi Muhammad SAW atau kegiatan buka puasa bersama setiap bulan Ramadhan, menu makanan untuk berbuka atau kegiatan vihara dimasak secara gotong – royong baik oleh umat tionghoa maupun muslim. Siapapun boleh datang ke vihara ini tanpa pengecualian, saya sempat berkunjung ke vihara ini pas begitu masuk terlihat sekali nilai toleransi dan prularisme. Prularisme yang dibangun warga Pulo Geulis tidak dapat dipisahkan pada peran serta tokoh masyarakat bernama Bram Abraham. Pria yang paham seluk-beluk vihara ini memang dipandang sebagai pemerhati sejarah Vihara Maha Brahma. Menurut beliau “Saya tidak asal ngomong, Semua data yang saya peroleh dari beberapa sumber yang dapat dipercaya keabsahannya,”. Keunikan lain dari vihara yang didirikan pada tahun 1704 adalah mempunyai makam atau kuburan dari sesepuh setempat. Di antaranya makam Uyut Gebog, makam Mbah Sake, makam Mbah Imam, petilasan Eyang Surya Kencana serta Petilasan Jayadiningrat. Makam dan petilasan yang ada di dalam vihara merupakan peninggalan dari warga yang sudah dulu tinggal di wilayah Pulo Geulis. Mereka yang dikubur merupakan pemuka agama Islam dan letaknya sudah begitu dari dulu.





Vihara ini memiliki beberapa ruang, seperti ruang tengah beberapa warga keturunan Tionghoa sedang melakukan ritual dihadapan patung Dewa Pan Kho. Mereka terlihat khidmat menggenggam dupa. Di ruang berbeda  hanya dibatasi tembok semen, beberapa orang nampak sedang melaksanakan salat hajat, alasan mereka datang adalah sengaja  ke Pan Kho Bio untuk melakukan nampak tilas karena sesepuh ada di Bogor salah satu alasan pengunjung muslim. Di Vihara ini juga terdapat sumber air berupa sumur yang tidak pernah kering walaupun kemarau, menurut keterangan Pak Candra pengurus vihara warga masyarakat sekitar banyak mengambil air disini jika sumur mereka kering.


Ruang Utama Vihara MahaBrahma


Hingga saat ini banyak sekali perubahan di kawasan Pulo Geulis dari aspek sejarah, budaya dan lingkungan namun harus tetap dilestarikan. Situs Pulo Geulis ini juga harus tetap kita jaga bersama-sama sebagai bagian warisan sejarah, tak hanya kaum Tionghoa saja tetapi seluruh umat beragama turut menjaganya. Perubahan lingkungan juga sangat mempengaruhi Situs Pulo Geulis dikarenakan wilayah ini sudah semakin padat penduduk sehingga keterbatasan lahan, jarang sekali rumah penduduk yang ditumbuhi tanaman hanya beberapa rumah saja yang masih melakukan penghijauan.

Untuk mencapai Pulo Geulis, bila dengan kereta commuter line Jakarta – Bogor turun di stasiun Bogor lalu naik angkutan 02 jurusan Sukasari lalu turun di Pasar Suryakencana lalu jalan kaki ke arah belakang pasar menuju vihara Maha Brahma atau Pan Kho Bio ada papan nama yang jelas menuju vihara  dan warga masyarakat sekitar mengetahui rumah ibadah ini. Bisa juga naik bus turun di terminal Baranangsiang lalu berjalan kaki melewati jembatan - jembatan yang menghubungkannya dengan tepian Sungai Ciliwung di sebelah barat (lingkungan Jalan Roda) dan sebelah timur (Jalan Riau). 






Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...