Assalamulaikum…
25 Maret 2016
Saya pergi ke Melaka
beberapa hari yang lalu. 1-hari-perjalanan (yang bisa saya katakan, solo
backpacking?). Itu tidak direncanakan sama sekali melainkan secara spontanitas.
Idenya datang dipikiran saya malam sebelumnya. Saya sebenarnya bingung selama tinggal dirumah seorang kawan
di Kuala Lumpur harus keliling kemana lagi. Sementara kawanku tidak bisa menemani jalan-jalan karena
perkerjaanya tidak bisa ditinggalkan. Jadi mengapa tidak saya pergi sendiri
saja untuk jalan-jalan dan menguji kamera baru Lomo La Sardina yang saya beli
di Low Yat Mall di Jalan Bukit Bintang? Dan mengapa tidak melakukan suatu di
luar kota? SENDIRIAN?
challenge accepted
Ini adalah hari yang indah. Langit biru sempurna dan bunga - bunga
bermekaran. Apa lagi yang bisa saya minta?
berjalan
melihat-lihat
memotret
bersepeda di kota
Saya melakukan hmmmm 'semua! Hanya dalam satu hari. Yay!Luar
biasa…
 |
Christ Church Melaka |
Dengan beberapa anggaran yang terbatas, saya membawa La
Sardina dengan Lomography Chrome 100 film dan siap beraksi. HAHAHA
membesar-besarkan saja…kamera mungil ini memang menarik buat diajak hunting
arsitektur, Ok mari kita serius. Saya
berangkat dari Terminal Bersepadu Selatan (TBS) dengan bus ke Melaka jam 09.40
am. Satu arah tiket saya biaya RM10 dengan bus Delima. Perjalanan memakan waktu
hampir 2 jam 12 menit. Saya tidak tidur sekalipun, saya hanya menghabiskan
seluruh waktu melihat - lihat melalui jendela, sangat menikmati perjalanan
menuju Melaka. Saya membawa bekal roti tuna sandwich dari rumah kawan saya tadi :). Saya tiba di Melaka Sentral sekitar 11.50 am,
dan terminalnya terletak cukup jauh dari pusat kota, saya harus naik bus kota lagi
yang harganya RM1 kurang lebih 30 menit.
Where Is Melaka?
Bermula dari
Parameswara bangsawan Sriwijaya dari Palembang pada tahun 1400 hingga 1403 dan tercatat di
Kronikal Dinasti Ming bahwa Parameswara telah tinggal di ibukota baru di Melaka
pada 1403. Lalu masuknya penjajah Portugis pada tahun 1511 Alfonso de Albuquerque hingga kejatuhan Portugis ke tangan Belanda dan Belanda ke
tangan Inggris hingga Melaka diisytiharkan sebagai Bandaraya Bersejarah pada 15
April 1989.
Sehingga Melaka dinobatkan
sebagai World Heritage Sites oleh UNESCO pada tahun 2008, merupakan ibukota
salah satu negara bagian di Malaysia. Tentu saja ketika mengingat pelajaran
sejarah semasa di Sekolah, seringkali kita dengar nama Malaka sebagai nama
sebuah selat, dan merupakan pintu masuk kolonial Portugis ke Indonesia.
Memang benar, Malaka juga
merupakan nama selat yang diapit oleh dua daratan utama yaitu pulau Sumatera
Indonesia dengan semenanjung Malaysia serta merupakan akses penting pada masa
pelayaran samudera beberapa abad silam. Karena alasan inilah, ketika berkunjung
ke Melaka akan terasa nuansa perpaduan budaya dan arsitektur Eropa, China dan
tentu saja Melayu sebagai etnis asli, seperti istilah Baba Nyonya untuk peranakan-percampuran Melayu dengan China, Portugis,
Chitty – percampuran Melayu India dan Eurasia.
Jarak Melaka 144 km dari Kuala Lumpur, Melaka
dapat ditempuh dengan Bus kurang lebih selama 2 jam. Banyak perusahaan Bus yang
melayani perjalanan menuju Melaka dari Kuala Lumpur dan Singapore. Para
wisatawan dapat memilihnya di TBS (Terminal Bersepadu Selatan) Kuala Lumpur. Terdapat
bus yang langsung melayani perjalanan ke Melaka dari Kuala Lumpur yaitu Bus
Delima, Billion Star Express, bisa cek di : http://www.easybook.com/bus-ticket/TBS_(Terminal_Bersepadu_Selatan)-to-Melaka_Sentral
The Town Bus akan melewati objek wisata kota. Saya turun di
dekat bangunan Stadhuys. Ada begitu banyak orang pada saat itu untuk berwisata
dan sekedar naik becak warni-warni untuk berkeliling kota menikmati keindahan Melaka.
Saya kira karena itu hari Minggu, jadi ada pasar yang menjual barang sepanjang
sisi bangunan, lingkungan disekitar pun berwarna-warni. Hei, beberapa foto saya
ambil dari camera digital, sementara beberapa yang lain dari toycam lomo.
Beberapa pajangan magnet kulkas terlihat lucu dan
berwarna-warni, tapi saya tidak membeli walaupun ingin hehehe...takut menambah
beban diransel, mengingat masih sangat panjang perjalanan. Saya mengingatkan
diri sendiri setiap kali, bahwa ini adalah ANGGARAN TRAVEL jadi mengeluarkan
uang secara bijaksana. Cuaca di Melaka benar-benar
panas membuat saya harus memakai topi dan banyak minum air putih agar tidak
dehidrasi, jadi jika kalian rekan-rekan pejalan berjalan-jalan disini jangan
lupa memakai topi yaa... Dari bangunan Stadhuys saya pergi ke Jonker Street.
Sebenarnya saya tidak tahu harus kemana (perjalanan
spontan yang anyways). Saya bahkan tidak memiliki peta atau GPS, saya hanya
berjalan dan berjalan-jalan tanpa harus khawatir akan tersesat atau apa pun
itu.
Saya selalu suka jalan-jalan seperti ini dan berjalan mengikuti
hati dan kemana angin berhembus. Jonker Street memang indah dan bangunan unik dengan berbagai
restoran disepanjang jalannya. Bahkan saya pikir setiap bagian dari kota ini
indah dalam hal budaya. Salah satu alasan saya pergi ke Melaka adalah karena
Jonker Street. Saya suka retro, kolonial arsitektur, bangunan toko di sepanjang
jalan pokoknya keanekaragaman yang melebur menjadi satu tanpa perbedaan, tsaahh….
80% orang di sini adalah China, atau wisatawan asing.
Toko - toko
menjual berbagai hal seperti karya seni, kerajinan, makanan lokal (es kacang,
cendol, Nasi lemak, roti sus, dll) dan saya berjalan selama hampir satu jam.
Karena sudah berasa lelah karena kepanasan, lalu saya sewa sepeda sambil mencari tempat makan siang dan
sholat. Saya mencoba salah
satu kuliner tersohor di Melaka yaitu Chicken Rice Ball, ngemil sushi dan gorengan ala
Malaysia yang semuanya serba durian di Jonker Street sambil berbincang dengan
kawan-kawan Pejalan dari negara lain.
 |
salah satu sudut rumah di Melaka |
 |
Suasana Jalan di Melaka pada siang hari |
 |
White Mansion |
Things to
do :
1.
Menikmati kuliner di Jonker Street(banyak
kuliner unik disini)
2.
Bergaul di Riverside (tertata dengan
rapih sehingga betah berlama-lama disini)
3.
Lari pagi menghirup udara segar di
Melaka, jika kalian menginap di Melaka
Touristy
Object in Melaka
1.
Baba Nyonya Heritage Museuum
Museum ini
merupakan obyek wisata tentang budaya peranakan. Di dalam museum ini pengunjung
bisa menikmati dan merasakan bagaimana borjuis-borjuis peranakan hidup pada
masa lampau
2.
Francis Xavier Church
Gereja tertua di Malaka dengan
design khas Eropa
3.
Paul’s Hill
Terletak di atas bukit
masih meninggalkan tembok-tembok sisa reruntuhan, datang ke tempat ini St.
Paul’s Hill terasa kembali ke masa lampau saat bangsa Portugis dan Belanda
datang ke Indonesia dan berhenti sejenak di Melaka
4.
The
Stadthuys – Red Buliding
Bangunan
ini merupakan landmark kota Melaka
5. Menara Taming Sari
Berkunjung
kesini pengunjung dapat melihat kota tua Melaka dari top
view dengan jelas. Menara
ini memiliki tinggi 110 meter
6.
Masjid Kampung Hulu Melaka
Masjid tertua di Melaka, dibangun
dengan material kayu dan arsitektur
melayu, saya sempat melaksanakan sholat disini
7.
Melaka River Cruise
Pengunjung dapat berlayar menikmati
bangunan - bangunan tua disepanjang Melaka Riverside
8. Museum Budaya Cheng Ho
Museum yang dibuka oleh Tan T Sen pada 2006,
buka mulai jam 09.00 – 18.00 didedikasikan untuk mengenang Laksamana Cheng Ho.
Museum ini menggunaka sebuah rumah bergaya Tiongkok yang sudah berusia lebih
dari 600 tahun dan merupakan bangunan yang didirikan oleh Laksamana Cheng Ho
9.
Dan
lain-lainnya.
Penginapan :
1. Oriental Riverside Residence Guest
House
Jalan Kampung
Pantai, 75200 Malacca Town, Melaka, Malaysia
Email : orientalresidence@gmail.com
Harga
sekitar RM50 – RM70 terdapat kamar Single Fan, Deluxe AC
2.
Sayang – Sayang Youth Hostel
Jalan Bunga Raya,
75100 Melaka, Malaysia
Note :
Untuk
penginapan dan guest house banyak sekali yang saya temui ketika berjalan dan
bersepeda harganya juga bervariasi disesuaikan saja dengan budget kalian, saya
sempat mampir ke kedua hostel tersebut sekedar berkenalan dan meminta
informasi. Untuk info penginapan di Melaka bisa di cek di www.hostelworld.com.
Kuliner :
1.
Restaurant
Jonker Street 88
Berada di Jalan Hang Jebat No. 88, disini dapat
menikmati cendol durian dengan kacang, kacang merah, es serut dengan kuah gula
merah harga RM6
2.
Nasi Lemak
& Lontong Sayur
Berada diseberang Muzium Samudera dilantai atas
pertokoan souvenir semanguk lontong sayur harga RM4
3.
Geographer
Café
Café yang
berada dikawasan Jonker Street ini menyajikan menu – menu khas Melaka, jika
kalian yang datang ke Melaka bisa dicoba menu-menu makanan disini
4.
Restaurant
Pitstop
Terletak di Jonker Street No. 18, gedungnya
dibangun tahun 1673 dengan detil-detil pintu dan jendela yang didatangkan
langsung oleh VOC. Tempat yang asik untuk mengistirahatkan badan setelah
menyusuri bangunan-bangunan bersejarah di Melaka dan menikmati menu Pitstop. Note : Banyak sekali makanan enak yang patut dicoba di Melaka,
sayang saya hanya sehari saja disini, harus kembali lagi ke Kuala Lumpur karena
ke esokan harinya akan melanjutkan perjalanan kembali.
Tips :
1.
Memakai
topi jika berkeliling Melaka karena udara sangat panas
2.
Jangan
lupa memakai sunblok
3.
Sewa
sepeda agar tidak terlalu capek berkeliling
4.
Paling
asik sih nginap di Melaka
Setelah puas jalan - jalan dipinggir riverside, entah mengapa saya sangat betah disini berlama -lama. Namun
perjalanan harus dilanjutkan pulang ke Kuala Lumpur, saya menaiki bus kota
kembali menuju terminal Sentral Melaka lalu naik bus Transnasional menuju Terminal bersepadu Selatan (KL) RM13. Fiuuuuuh lelah juga seharian berkeliling
Melaka sambil berbincang dengan para Pejalan dari berbagai negara yang ditemui
disana. Tapi tentu saja saya bersenang-senang secara maksimal di Melaka ini,
bahagia tak terhingga. Terima kasih Allah
SWT.
Inilah coretan selama di Melaka. Selamat
tinggal Melaka! Sampai berjumpa di lain waktu :)
Assalamulaikum…