Hari pertama perjalanan bersama
kawan-kawan #Famtripwithpesona dilanjutkan menuju Cukang Taneuh atau Green
Canyon setelah mengexplore potensi desa wisata Margacinta, Cijulang, Kabupaten Pangandaran
Jawa Barat. Tak berapa lama kami pun tiba di lapangan parkir dekat lokasi pintu
masuk Green Canyon, lalu menemui Kang Dede dan Kang Jony sebagai tour leader merangkap guide yang akan
menemani kami menjelajah Green Canyon atau Cukang Taneuh.
Di base camp Kang Dede, kami
ganti baju dan menitipkan semua barang-barang, kecuali kamera anti air atau action cam. Setelah ganti baju semua,
kami lanjut menuju lokasi pintu masuk dan terbagi 2 perahu, saya bersama Rinda,
chika, Astari, Kang Jony dan Kang Aip. Sementara perahu kedua ada Kang Dede, Ibu Nina, Mas
Ain, Dendy dan Nana.
Menyusuri sungai menuju meeting
point, pemandangan sungai yang menghijau dan pepohonan layak untuk dinikmati
dan syukuri, 15 menit kemudian kami tiba di lokasi mulai melakukan body
rafting. Untuk melakukan body rafting, tiap peserta sudah mengunakan helm,
sepatu khusus, dan pelambung, selanjutnya kami hanya tinggal menyusuri arus sungai
saja. Durasi melakukan body rafting disini adalah lebih kurang 3 jam pulang dan
pergi.
Diawali doa dalam hati saya
bersiap menceburkan diri, melawan rasa takut akan sungai yang pernah saya alami
beberapa tahun lalu, tetap membekas. Langkah awal saya menceburkan diri dengan
berpegangan tambang, lalu dibantu oleh Kang Jony yang memandu saya melewati
jeram-jeram yang memang sangat dibutuhkan kehati-hatian karena banyak sekali
bebatuan yang tentu bisa mencelakakan jika kurang hati-hati.
Kloter pertama satu persatu-satu
mulai menceburkan diri, saya melihat ada Kang Aip, Mas Ain, Rinda dan Chika
yang selalu memberi semangat, 10 menit pertama adrenalin mulai naik, kenapa
begitu karena arus sungai disini lumayan deras terasa menarik. Jeram pertama terlewati dengan mulus,
selanjutnya saya akan melewati jeram kedua, muka masih tegang dan Kang Jony
mengintruksikan agar saya semangat dan tidak panik.
Satu jam perjalanan kami
semua istirahat dan berfoto-foto, oh ya body rafting disini tidak selalu
melalui jalur sungai, kadang kami harus melewati bebatuan pinggir sungai dengan
berpegangan dinding-dinding. Saya kagum dengan Kang Jony guide kami yang sangat
mahir membaca arus dan mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Menjelang lokasi finish kami harus
berjalan melewati bebatuan yang tentu sangat licin, mulai mencium aroma kotoran
kelelawar, dan tibalah dibagian batu besar dan lebar yang cukup untuk
beristirahat. Saya, Astari dan Nana memilih tidak melanjutkan perjalanan dan
menunggu kawan-kawan yang melanjutkan body rafting. Saya hanya memandangi
mereka dari kejauhan, sementara saya memilih main air yang jatuh dari dinding
dan bersyukur bisa melihat keindahan Cukang Taneuh atau Green Canyon ini.
Tak berapa lama kawan-kawan yang
menuju finish sudah kembali, lalu kami berfoto bersama dan melanjutkan
perjalanan kembali karena hari sudah mulai sore, guide kami menawarkan apakah ada
perserta yang ingin meloncat dari ngarai setinggi 8-10 meter yang memang sangat
terkenal di Cukang Taneuh ini, banyak orang menyebutnya “spot” batu loncat.
Kami semua menjawab tidak, sehingga perjalanan dilanjutkan dengan saling
berpegangan hingga garis finish dititik awal yaitu tambang.
Saya selanjutnya naik ke atas
bebatuan lalu menuju perahu untuk kembali ke meeting point. Alhamdulillah
perjalanan lancar, walau badan mulai mengigil kedinginan dan perut yang mulai
lapar. Saya bersama Kang Aip, Rinda, Chika, Astari dan Kang Jony mulai
menyusuri sungai untuk kembali, sambil memandangi hutan sekitar sungai dan
sesekali melihat beberapa ekor burung yang beterbangan dan biawak yang sedang
bersantai dipinggir sungai.
Cukang Taneuh atau Bahasa
kerennya “Green Canyon” adalah salah satu lokasi wisata alam yang berada di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Kabupaten
Pangandaran, Jawa Barat. Masyarakat lokal Pangandaran menyebutnya Cukang Taneuh
yang berarti “Jembatan Tanah” yang
pertama kali ditemukan oleh wisatawan asing asal Perancis bernama Bill Jhon pada era tahun
90 an. Saat itu Blill Jhon sedang menyusuri sungai Cijulang hingga ujung, yang
kini mendapat sebutan “Green Canyon”.
Kalau menurut warga lokal sendiri
Green Canyon disebut juga dengan Cukang Taneuh “Jembatan Tanah (Batu) yang
menghubungkan kedua tebing sungai dan jika dilihat dari jauh menyerupai mulut
gua. Jika mencoba body rafting menyusuri sungai ini akan tampak pemandangan
ngarai-ngarai yang indah sekali dengan stalaktit dan stalakmit yang mempesona. Tak
berapa lama kami sudah tiba di meeting point awal, lalu mengembalikan alat-alat
yang kami pakai, mandi dan berganti pakaian
dilanjutkan makan bersama kawan-kawan lain untuk mengisi perut yang
sedari tadi sudah mulai keroncongan.
Selepas makan kami melanjutkan
perjalanan menuju hotel untuk beristirahat, karena esok hari kami akan menuju destinasi
selanjutnya di Desa Santirah. Simak terus cerita di blog yahh.
Perjalanan ini adalah undangan Kementerian Pariwisata Indonesia (www.indonesia.travel). Saya dan
kawan-kawan blogger akan mengeksplore beberapa tempat wisata di Kabupaten
Pangandaran. Silahkan cek foto-foto kegiatan di Instagam, Twitter dan Facebook
dengan hashtag #Famtripwithpesona #FestivalMilangKala #PesonaPangandaran #PesonaIndonesia
dan #WonderfulIndonesia.
Hebatlah lho Ka Ika, walau ada trauma masih jalan terus. Tetap semangat yaaa ! Gimana kalau main di sungai lagi. Yg aman2 ajaa
BalasHapusMakasih Kang Aip, yang selalu kasih semangat dan jagain ya Pas Body Rafting selain Akang Jony ...Insya allah tetep dicoba lagi Kang :)
Hapus