Hari kedua diperjalanan bersama
kawan-kawan #famtripwithpesona dari Kementerian Pariwisata Indonesia adalah
mengunjungi Desa Wisata Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, Jawa
Barat yang lokasinya terletak diperbukitan. Menuju kesini pun medan jalan naik
turun dengan pemandangan pohon kelapa, persawahan nan menghijau.
Lebih kurang perjalanan 45 menit
dari hotel, tibalah kami disebuah desa dan disambut oleh Kang Widi Heryadi. Lalu
kami duduk di pendopo karena tiba-tiba suasana menjadi hujan deras, ditemani
bakso dan segelas teh untuk menghangatkan badan.
Tak berapa lama Abah Punai,
sesepuh Desa Selasari pun datang menyambut kami, lalu berkenalan dan Abah Punai
menceritakan bagaimana sejarah Desa Selasari yang kami kunjungi ini. Desa
Selasari mempunyai beberapa tempat wisata antara lain :
a. Gua
Lanang
b. River
Tubing Santirah
c. Gua
Sutra Rerengan
d. Pependan
Hill
e. Batu
Lawang (ada batu seperti pintu)
f.
Budaya Jagaraksa
Wisata yang menonjol di Desa
Selasari adalah Kesenian “Ronggeng Gunung”, dan makanan yang
fenomenal adalah “Pindang Gunung”. Setelah berdiskusi, lalu kami meminta izin
untuk melakukan River Tubing di Santirah dengan dibantu oleh Kang Dadan dan
Abah.
River Tubing Santirah
Kloter pertama ada Dendy, Nana,
Ibuk Nina, Mas Ain, kloter selanjutnya ada Chika, Rinda, Saya dan Kang Aip.
River Tubing adalah olahraga air yang mengunakan ban, helm, pelampung
perorangan dipandu oleh guide yang berpengalaman.
Dalam River Tubing di Santirah, kami
akan melewati 4 gua dan 5 curug (air terjun) :
4 Gua yang akan dilewati jika
melakukan olahraga River Tubing Santirah :
a. Gua
Santirah
b. Gua
Panjang Santirah (100 meter) dan gelap gulita
c. Gua
Lengkop
d. Cukang
Taneuh (tempat penyebarangan yang ada tanahnya)
5 Curug yang akan dilewati jika
melakukan olahraga River Tubing Santirah :
a. Curug
Batu Munding
b. Curug
Tirai (hordeng)
c. Curug
Batu Ceper
d. Curug
Kembar
e. Curug
Banonsari
Perjalanan
mengarungi Santirah dengan River Tubing ini lebih aman karena mengunakan ban
tiap orang, tapi tentu dipandu oleh guide yang berpangalaman juga. Jelajah
pertama kami beramai-ramai turun menuju sungai dari pendopo mengikuti anak
tangga hingga sungai, lalu duduk dengan nyaman di ban.
Dimana
sebelumnya pemandu mencontohkan cara duduk di ban, instruksi cara mengenakan
pelampung, berdoa dan pemanasan sebelum kelakukan aktivitas river tubing. dan saling bergandengan dengan dengan kaki
diketiak masing-masing peserta. Untuk melewati jeram pertama, kami harus
melepas ban dilanjutkan berenang, saya mulai was-was karena suasana sungai yang
hujan tak henti, namun saya percayakan bahwa ini aman dan tidak panik, Abah
selalu memandu dan menemani saya.
Selanjutya
melewati jeram kedua menyusuri sungai dan gua Panjang dan gelap selama 100
meter, guide menyalakan senter dan tampak stalakmit dan stalaktit yang cantik
sekali dengan aliran sungai yang segar dan berwarna hijau toska dan selanjutnya
melewati Cukang Taneuh untuk area melompat para peserta yang mengikuti river
tubing.
Perjalanan
melakukan river tubing lebih kurang 3 jam, saat saya dan kawan-kawan
#famtripwithpesona mengikuti olahraga yang memacu adrenalin ini, kondisi cuaca
sedang hujan, namun aman koq, karena didampingi para professional. Selepas
melakukan river tubing, kami lanjut berjalan kaki kebih kurang 20 menit menuju
pedopo kembali untuk mengembalikan ban, helm dan sepatu.
Pindang
Gunung
Selepas melakukan
olahraga air river tubing, kami pun disuguhkan makanan lezat tradisional khas
Desa Selasari yaitu pindang gunung yang terbuat dari Ikan Mujair dan bumbu
rempah-rempah seperti kunyit, salam, serai, daun jeruk, yang rasanya mengoda
untuk dinikmati hangat-hangat disaat lapar dan suasana hujan, disampingi sambel
terasi, tumis pakis, tempe tahu, petai dan wedang jahe lengkap sudah.
Ronggeng
Gunung
Ketika sambil
menikmati makanan khas Desa Selasari, kami mendengarkan cerita tentang “Santirah”,
yang disampaikan oleh Abah Punai, Santirah adalah nama seorang primadona desa
yang diperebutkan banyak lelaki karena kharisma dan kecantikannya serta penari
ronggeng (seni ibing Sunda) yang sangat terkenal pada masa itu sehingga banyak
menimbulkan konflik.
Dimasa kini
Santirah berubah menjadi nama sebuah ikon wisata di wilayah Kabupaten
Pangandaran, Jawa Barat yang lengkap dengan segala fasilitasnya ada wisata air,
seni, budaya, kuliner, lapangan parkir, kamar mandi. Layak untuk dikunjungi
baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar