Assalamulaikum...
15 – 16 Mei 2011
Hari Kedua :
Minggu, 15 Mei 2011 tepat jam
05.30 saya dibangunkan oleh Amri sambil
mengatakan *masa tukang foto tidur* kalau bangun siang nanti kehilangan momen
loh, dalam hati iya juga sih. Saya langsung beranjak mengambil kamera ternyata
benar Subhannallah Sunrisenya indah
diiringi oleh awan bergelombang bak kembang tahu yang bertebaran dilangit.
Sementara saya, Andre, Mas Pegi, Amri, Andri memotret yang lainya sibuk memasak kombinasi team yang
unik hehehe...:D
![]() |
Pepohonan Plawangan Sembalun |
![]() |
Pagi Plawangan Sembalun |
Kegitan hari ini hanya untuk
santai, foto-foto dan meditasi. Saya di temani oleh Andri sibuk memasak kacang
Ijo dan ketan hitam dengan tungku api. Saya membuatnya dari sisa-sisa kayu
bakar pendaki lain bahagia rasanya.
![]() |
View Segara Anak dari Plawangan Sembalun |
![]() |
Meditasi |
Tak banyak yang saya bisa ucapkan
untuk semua keberkahan ini selain puji dan syukur atas segala karuniaNya lalu
saya hempaskan nafas panjang saat hari sudah berganti sore, dimana sunset
tampak begitu indahnya. Karena esok akan summit maka Amri dan Mas Joe selalu
mengingatkanku dan rekan-rekan lain agar selepas Isya untuk istirahat mengingat
jam 23.00 saya harus bangun bersiap-siap summit,
akhirnya saya selapas Isya pun tertidur.
![]() |
Team Rinjani |
Jam 23.00 Alarm Mas Peggi berbunyi
membangunkan saya dan rekan-rekan lain segara bangkit membangunkan yang lain
juga untuk bersiap-siap, sebelum berangkat saya makan dulu untuk tenaga.
Keperluan summit seperti bubur kacang hijau, roti bakar, biskuit, air minum,
susu, teh hangat sudah saya siapkan bersama Arum, Amri dan Ayu untuk dibawa
masing-masing.
Hari Ketiga :
Hari Senin, 16 Mei 2011 Jam 24.00
saya dan rekan-rekan sudah siap dengan segala perlengkapan summit Rinjani melintasi
tenda-tenda lain di Plawangan, masih banyak pendaki lain yang tertidur
sementara saya sudah siap muncak dengan hawa dingin yang mulai menusuk tulang,
saya langkahkan kaki perlahan-lahan tampak jalur mulai terjal di tambah jenis
tanah yang ringkih, mengharuskan berjalan berdekatan agar bisa saling membantu
satu sama yang lain, dalam kegelapan saling memberikan penerangan melalui head lam, sesekali saling
memperingatkan untuk lebih hati-hati, karena jurang tanpa dasar mengangga lebar
didepan mata, jika saya tidak fokus bahaya sangat mengancam, tampak membentang punggungan-punggungan
Gunung Rinjani benar-benar butuh stamina
yang fit dan mental yang kuat untuk muncak.
Setiba di
Ponkor saya beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaga dengan minum air
secukupnya dan makan roti bakar, sambil menikmati sunrise yang mulai muncul dr
kejauhan. Perjalanan kembali dilanjutkan medan yang mulai berpasir yang menambah
langkah terasa berat maju selangkah turun dua langkah, mengingatkan pada
Mahameru hanya di Rinjani kerikilnya lebih kasar sehingga agak tertahan, namun
saya harus tetap waspada karena jalurnya hanya bisa untuk satu orang kita harus
ekstra hati-hati karena kanan-kiri adalah jurang.
Tenaga kian
terkuras mengingat medan yang semakin menanjak karena oksigen yang mulai menipis
di ketinggian, sesekali saya minta ke Hadi untuk menyemprotkan oksigen, alhamdulillah
tepat jam 05.30 saya sudah mencapai puncak sang Mahabiru *Dewi Anjani* hanya tangis
dan sujud syukur saya panjatkan ke Sang Khalik sambil saya berpelukkan dengan
rekan-rekan lain, saya agak tercenggang karena tampak banyak wisatawan asing
disekitarku yang lokal hanya team saya sembilan orang.
![]() |
Jalur Pendakian Menuju Puncak Rinjani |
![]() |
Sunrise Puncak Rinjani |
![]() |
View Puncak Rinjani yang cerah |
Tak lupa saya
dan rekan-rekan team melakukan Sholat Subuh berjamaah di puncak Rinjani, kenikmatan yang takkan terlupakan seumur
hidupku, selepas sholat kita melakukan welcome
drink dengan susu hangat. Setelah foto-foto saya meninggalkan Puncak Dewi Anjani
tepat pukul 09.30, mengingat jika kesiangan angin berhembus sangat kencang,
akhirnya saya dan rekan-rekan turun
secara perlahan, karena saya trauma turunan pasir jadi perlahan-lahan saja, alhamdulillah
turunan pasir bisa kulalui dengan sempurna meski perlahan-lahan didampingi oleh
Mas Joe, Arum dan Andri sambil mencari GPS yang hilang,namun alhasil GPS tetap
tidak ketemu.
Jam 15.00 saya
sudah sampai Plawangan Sembalun
sementara rekan-rekan yang sampai duluaan sudah merapihkan tenda, karena
takut team terlalu lama dan kemaleman sehingga diputuskan bahwa Hadi, Amri dan
Mas Anto jalan duluan untuk menyiapkan tenda di segara anak.
Tepat pukul
16.00 saya, Arum, Ayu, Andri, Andre, Mas Joe dan Mas Peggi segera melanjutkan perjalanan menuju Segara
Anak, turunan yang saya lalui hmmm sangat curam sekali dan harus hati-hati
mengingat batu-batu tajam menganga siap menghujam serta jurang ada di kanan dan
kiri. Karena kondisi yang cukup
melelahkan selepas muncak saya
menyampaikan ke rekan-rekan yang lain untuk perlahan-lahan, karena kondisiku
yang drop. Tepat pukul 18.00 saya dan rekan-rekan istirahat untuk makan sambil
menunggu Magrib. Malam semakin larut dan rasa cape sudah saya rasakan sehingga kehilangan konsentrasi, saya tak sengaja terjatuh
dan hampir saja lewat jika telat di tolong oleh Mas Pegi.
Akhirnya diputuskan untuk istirahat lebih dulu mengingat saya yang sangat kelelahan. Amri dan Mas Anto menyusul mengingat sudah hampir 5 jam team akhir belum sampai Segara Anak. Melihat saya yang lelah, Amri membawakan kerilku. Jam menunjukkan jam 10.30 saya baru tiba di Segara Anak, Hadi memelukku sambil kuhapuskan airmata yang berlinang, kuceritakan bahwa jika Mas Peggi telat menolongku pasti saya sudah lewat. Alhmdulillah saya baik-baik saja hanya ada luka memar di kaki dan muka. Setelah sampai saya dan team makan malam lalu beristirahat, badanku terasa sakit semua akibat jatuh terguling, luka memar sudah mulai terasa dan kemudian hilang karena terlelap.
Akhirnya diputuskan untuk istirahat lebih dulu mengingat saya yang sangat kelelahan. Amri dan Mas Anto menyusul mengingat sudah hampir 5 jam team akhir belum sampai Segara Anak. Melihat saya yang lelah, Amri membawakan kerilku. Jam menunjukkan jam 10.30 saya baru tiba di Segara Anak, Hadi memelukku sambil kuhapuskan airmata yang berlinang, kuceritakan bahwa jika Mas Peggi telat menolongku pasti saya sudah lewat. Alhmdulillah saya baik-baik saja hanya ada luka memar di kaki dan muka. Setelah sampai saya dan team makan malam lalu beristirahat, badanku terasa sakit semua akibat jatuh terguling, luka memar sudah mulai terasa dan kemudian hilang karena terlelap.
Bersambung
Lombok Day 6, 7, 8 : RINJANI AKU DATANG Part – 5
Assalamulaikum...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar