Diawali dengan bendera kebesaran Minangkabau, yang terdiri dari 3 (tiga) warna kuning, merah dan hitam Marawa namanya dan untuk kedua kalinya saya datang ke Bumi Minang hanya untuk menyaksikan Pacu Jawi, keinginan yang sudah lama terpendam untuk melihatnya karena Pacu Jawi ini unik berbeda dengan Kerapan Sapi di Madura dan Makepung Di Bali. Pacu Jawi atau (sapi) Nagari Simabur Pariangan Tanah Datar Sumatera Barat pada Sabtu 16 Februari 2013. Olah raga tradisional menjelang musim tanam ini selalu ramai didatangi pengunjung. Pacu Jawi sudah ada dari ratusan tahun yang lalu hingga masa kini, acara ini dilakukan setelah musim panen untuk mengisi waktu luang sekaligus hiburan bagi masyarakat setempat.
Olahraga tradisional Pacu Jawi ini sangat berbeda dengan Karapan Sapi di Madura dan Makepung di Bali yang dilakukan diperlintasan kering, sedangkan Pacu Jawi dilakukan disawah milik masyarakat setempat selesai panen dan berlumpur.
Uniknya olahraga tradisional ini sepasang sapi hanya berlari sendiri tanpa lawan, bukan degan pasangan lawan sebagaimana perlombaan yang dimana penilainya adalah lurus atau tidak lurusnya sepasang sapi dalam berlari. Disamping penilaian berdasarkan waktu tempuh lintasan. Seorang Joki Pacu Jawi mengendarai sepasang sapi (Jawi dalam bahasa Minang) yang diapit oleh peralatan pembajak sawah sambil memegang tali dan menggigit kedua ekor sapi. Dimana seorang joki Pacu Jawi akan dibekali oleh bajak pacu yang terbuat dari bambu sebagai alat berpijak sewaktu perlombaan dimulai dan alat tersebut merupakan salah satu alat yang dipakai petani untuk membajak sawah, kedua ekor sapi harus di gigit agar dapat berlari cepat, semakin kuat kedua ekor sapi tersebut digigit, semakin cepat pula sapi itu berlari.
Pacu Jawi kini menjadi salah satu ciri khas Minangkabau Sumatera Barat tersebar di wilayah Tanah Datar dan Kabupaten Lima Puluh Kota. Atraksi ini menarik animo wisatawan dalam dan luar negeri untuk datang menikmati unik dan meriahnya Pacu Jawi yang penuh dengan aura ‘kejantanan’ ini. Ketika pertunjukan dimulai maka kamu akan melihat sang joki menggigit ekor sapi. Semakin keras joki menggigit ekor sapi maka semakin cepat sapi itu berlari.
Saat menyaksikan Pacu Jawi berjuanglah mendapatkan moment luar biasa ini abadikan melalui lensa kamera kamu dari berbagai posisi, gerakan, ekspresi, dan guratan dari sang joki dan jawinya saat meluncur cepat di lapangan berlumpur. Semua ini adalah atraksi tersembunyi diantara pemandangan tropis yang rimbun dibawah langit biru Sumatera Barat. Karena hanya ada beberapa joki yang mau mengambil resiko terjatuh di lumpur dengan kecepatan tinggi. Terkadang tidak semua joki dapat melakukan hal tersebut. Hanya joki-joki yang profesional yang dengan mudah melakukan atraksi gigiak ikua Jawi tersebut. Saat jawi berlari kencang, joki tangguh, cipratan lumpur berterbangan, sorak-sorai penonton, serta tepuk tangan bergemuruh adalah suasana dan pemandangan yang sulit Anda temui di belahan dunia manapun.
-
Daya tarik lain dalam Pacu Jawi ini adalah penampilan tari piring dan permainan alat musik tradisional yang diusung oleh masyarakat setempat. Setelah pertandingan Pacu Jawi usai, simbolis pemberian hadiah dan Jawi-jawi dimandikan oleh para joki.
Jawi-Jawi setelah pertandingan di mandikan dan dibawa pulang oleh sang pemilik usai pertandingan Pacu JawiJika kamu berkunjung ke Minangkabau jangan lupa menyaksikan keunikan Pacu Jawi ini, dijamin seru deh. Selain memiliki keindahan alam, sejarah, surga kuliner dan seni budaya yang kental yang masih dipelihara hingga kini.Beberapa tips ketika meyaksikan Pacu Jawi antara lain :- Pacu Jawi diadakan di sawah yang berlumpur jadi gunakan pakaian yang sesuai tidak disarankan berpakaian putih
- Gunakan sendal jepit yang kuat agar tidak tertinggal jika berjalan dilumpur dan tutuplah jari jempol kaki Kamu dengan tensoplast
- Gunakan penutup kepala bisa topi atau selendang karena acara dibuat pada siang hari panas yang terik
- Jika memotret mohon ekstra bawa penutup lensa agar tidak terkena lumpur
- Datanglah saat masa panen di bulan Januari, Februari, Maret atau kadang bulan September, Oktober, Pacu Jawi akan sangat meriah karena terdapat 300 sampai 500 Jawi beraksi dalam acara ini
- Lokasi Pacu Jawi pada umumnya di Batusangkar Ibukota Tanah Datar Sumatera Barat, Batusangkar dapat diakses dengan kendaraan umum macam Elf atau mobil sewaan dari Bukittinggi, Payakumbuh atau Padang. Kota ini berjarak 50 km dari Bukittinggi dan 87 Km dari Padang
- Selamat menikmati Bumi Ranah Minang yang unik, Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar