Tak ada yang tahu dibalik keindahan
Pantai Tablolong ternyata ada budidaya pertanian rumput laut kualitas ekspor
terletak di Desa Tablolong kecamatan Kupang Barat Nusa Tenggara Timur, berjarak
sekitar tiga puluh kilometer dari Kupang.
Padahal dini hari tadi sekitar pukul
satu waktu Indonesia tengah aku baru saja tiba di Pelabuhan Bolok dari Ende, setelah
delapan belas jam melakukan perjalanan laut dengan KM Awu. Walau begitu tidak
membuatku menolak ajakan Kak Inda untuk mengajakku ke Pantai Tablolong bersama
Pras dan Ayank (adik Kak Inda). Kami berempat melakukan perjalanan ke Pantai
Tablolong, wah indah banget pikirku permandangan disini, terlihat juga
anak-anak SD berangkat menuju sekolah, aku sapa mereka dengan lambaian tangan
dari jendela mobil.
Sepanjang perjalanan selama satu jam
menuju pantai indah ini dihiasi santigi (pempis acidula) tumbuhan perdu yang
banyak diburu orang karena keunikannya. Santigi tumbuh liar di beberapa bagian
pantai. Namun, sejak beberapa tahun terakhir tanaman ini diambil secara
diam-diam oleh warga asal luar Nusa Tenggara Timur sehingga kini populasinya
sudah berkurang. Akhirnya kami tiba di pantai tablolong, wah pantai berpasir putih,
berair jernih dan langit biru sebagai bonus perjalananku di Kupang. Liburan di
weekday memang asik tidak banyak yang
kunjung dibandingkan hari libur hehehe …:D aku sempatkan berfoto dan bermain
air sejenak lalu melanjutkan ke desa tablolong sebagai penghasil rumput laut yang jaraknya
tak jauh dari sini.
Ayank memakirkan mobil lalu kami
berjalan menuju pantai untuk melihat petani yang sedang memanen rumput laut,
aku berkenalan dengan Pak Frans, Mama Lusi dan anaknya Odie yang sedang
mengangkut rumput laut dari pinggir pantai untuk dijemur. Aku izin membantu
mama Lusi dengan mengangkat rumput laut itu bolak-balik. Karena sudah mulai
cape aku izin beristirahat dan berteduh karena memang disini sangatlah panas.
Mama Lusi mengambil air minum untuk kami berempat. Aku banyak bertanya kepada
Pak Frans tentang budi daya rumput laut disini yang beliau katakan di ekspor ke
Eropa, Amerika dan Jepang.
Tanaman rumput laut
tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat
tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya
menyerupai batang yang disebut thallus.
Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur,
pasir, batu dan benda keras lainnya (Anggadiredja dkk, 2006).
Terdapat Jenis-jenis rumput laut yang bernilai
ekonomis penting dan sudah sejak dulu diperdagangkan yaitu Eucheuma sp, Hypnea sp,
Gigartina sp,
Chondrus sp sebagai penghasil karaginan,
Gracilaria
sp, dan Gelidium
sp sebagai penghasil agar-agar serta Sargasum sp, Turbinaria sp sebagai penghasil alginat (Anggadiredja dkk, 2006).
Komoditi rumput laut ini sudah banyak dibudidayakan oleh masyarakat
lokal di Nusa Tenggara Timur, salah satu jenis rumput laut yang
dibudidayakan oleh masyarakat Tablolong
adalah Eucheuma
cotonii (Kappaphycus alvarezii) jenis ini banyak dibudidayakan karena
teknologinya mudah, harga relatif murah serta metode pasca panen tidak terlalu
sulit. Selain sebagai bahan industri rumput laut jenis ini juga dapat diolah
menjadi bahan makanan yang dapat dikonsumsi secara langsung baik dalam keadaan
mentah ataupun dimasak sebagai sayur.
Cara awal
membudidayakan rumput laut dengan berat awal seratus gram diikat dengan tali
rafia untuk selanjutnya diikat pada tali nylon sebagai tali utama. Panjang tali
utama adalah enam puluh meter yang terbagi menjadi lima tali terdiri masing-masing
dua belas meter, jarak antar bibit empat puluh centimeter. Jarak antara tali
adalah satu meter, Jumlah bibit yang ditebar pada masing-masing tali tiga puluh
rumpun atau ikat. Kedua ujung tali utama diikat masing-masing dengan seutas
tali yang dihubungkan dengan pemberat. Dibiarkan selama dua bulan atau delapan
minggu. Tidak hanya ditanam dan ditunggu selama itu tetapi juga dilakukan
pengawasan satu sampai dua hari sekali.
Proses
panen pun menurut Pak Frans bila rumput laut telah mempunya berat sekitar empat
kali dari berat awal atau setelah masa tanam satu setengah sampai dua
bulan, cepat atau tidaknya panen tergantung metode dan
perawatan yang dilakukan setelah bibit ditanam. Pengawetan rumput laut setelah
masa panen diangkat mengunakan sampan, lalu diangkat mengunakan keranjang, di
jemur sampai kering di “para-para” yang terbuat dari bambu dan tidak boleh di
tumpuk. Penjemuran hanya membutuhkan tiga hari, agar hasilnya
berkualitas tinggi, rumput laut yang kering ditandai dengan telah keluarnya
garam. Setelah
kering rumput laut akan menyusut sepuluh kali lipatnya, sementara warna rumput
laut akan berubah dari hijau menjadi coklat karena serapan sinar matahari
mengurangi pigmen warna. Selain itu pengeringan juga mengurangi resiko
pembusukan akibat bakteri dan jamur, sehingga menghasilkan kualitas rumput laut
yang memiliki mutu tinggi untuk dapat di ekspor ke luar negeri. Karena rumput
laut desa tablolong sudah ada pelanggan tetap dari berbagai Negara.
Mengakhiri perbincangan dengan
Pak Frans dan keluarga, aku meminta izin untuk kembali ke Kupang. Karena flight
sore sudah menunggu untuk kembali ke Surabaya. Aku dan rekan-rekan pamit dan
mengucapkan terima kasih ke beliau. Sebelum kembali aku sempatkan berfoto dan
bermain bersama anak-anak nelayan yang malu-malu untuk diajak berfoto.
Di
akhir perjalanan menuju Kupang sempat terpikirkan, tentang usaha pengolahan rumput
laut ini. Sangat disayangkan pengelolaan rumput laut yang sederhana oleh masyarakat tablolong ini masih
kurang mendapatkan perhatian oleh pihak terkait. Padahal permintaan pasar
begitu pesat dari Negara-negara luar. Namun perjuangan mereka menikmati
hidup tanpa putus semangat sedikit pun patut di acungi jempol.
Tips
Ke Pantai Tablolong :
1.
Transportasi
menuju Kupang banyak sekali baik dari Jakarta, Surabaya maupun Denpasar
tersedia berbagai maskapai dari Garuda Indonesia, Lion, Sriwijaya, Citilink
2.
Bila datang dari bandara El Tari rekan - rekan dapat
menggunakan jasa angkutan umum menuju terminal Tabun dengan biaya Rp. 2500.- / orang
lalu disambung angkot menuju Pantai Tablolong dengan biaya Rp. 2000,- / orang,
menyewa motor Rp. 75.000,- / hari atau rental mobil kisaran Rp. 300.000,- / hari
dan membutuhkan jarak tempuh tiga puluh kilometer selama satu jam dari pusat
kota Kupang
3.
Penginapan
di Pantai Tablolong berupa homestay Rp. 125.000,-/ malam dan dapat sarapan.
Banteng88 | Agen Bola | Agen Judi | Agen Sbobet
BalasHapusAgen Bola
Agen Judi Online
Agen SBOBET
Agen IBCBET
Agen CASINO
Poker Online
Agen Judi Terpercaya
Prediksi Bola
Bandar Judi
Bandar Bola
Judi Online
Bola Online
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen 988Bet
BalasHapusAgen Sbobet
Agen Judi Online
Agen Judi
Bandar Judi
Agen Bola Bonus
Bandar Asia77
Agen Poker
Agen Asia8
Agen 1sCasino
Agen Casino
Agen Bola IBCBET
Agen Bola Sbobet
Prediksi Bola
Waktu explore lombok aku usahakan mamapir ke tempat ini dan melihat paluang dengan adanya rumput b laut yang ada. Semoga ada rezeki dan explore
BalasHapus