Selasa, 04 Oktober 2016

Cambodia Day 2 : Banteay Srei

Assalamulaikum warahmatullah wabarakatuh…
Setelah makan siang di Muslim Family Kitchen dengan menu Lembu Naik Bukit, Nasi, Ikan Masak Khmer dan pesan 3 minuman bersama Janson dan Osman. Alhamdulillah kenyang, lalu beranjak menuju masjid. Saya dan Osman masuk ke dalam masjid untuk sholat, sementara Janson menunggu di tuk – tuk. Selepas sholat perjalanan dilanjutkan menuju Banteay Srei. Menuju lokasi ini dari Siem Reap kurang lebih ditempuh 1,5 jam, saya dan Janson sudah sepakat untuk menambah biaya Osman USD10 untuk mengantar ke Banteay Srei.


Saya memang penyuka candi, entah itu datang dari mana naluri saja. Bahkan ketika berkunjung ke istana ratu boko saya betah dari pagi hingga petang menjelang sunset hanya demi melihat dan belajar tentang sejarahnya bangunan demi bangunan yang sangat cantik menurut saya. Betapa kayanya bangsa Indonesia. Begitu juga dengan Angkor Wat sudah ada dibenak saya sejak SD untuk dikunjungi, Alhamdulillah semua cita – cita itu terpenuhi. Sebelum ke Banteay Srei, saya dan Janson sempat mampir dahulu ke exhibition center untuk membaca sejarah detail mengenai Banteay Srei, sebelum masuk dan melihat langsung.
Banteay Srei, dalam Bahasa Khmer berarti Kota Para Wanita. Candi yang dibangun pada abad ke-10 Masehi. Banteay Srei memang dibangun untuk menghormati Dewa Shiwa, satu dari tiga dewa utama dalam agama Hindu. Candi ini terletak di kawasan kota purbakala Angkor. Candi ini terletak diatas perbukitan Phnom Dei, berjarak 25 Km sebelah timur bangunan utama di kawasan kawasan ibu kota kuno Yasodharapura dan Angkor Thom, dan kenapa mempunyai arti kota para wanita, karena pahatannya yang halus dan warna bebatuannya yang tampak seperti warna merah muda dan juga karena banyaknya ukiran perempuan cantik.



Banteay Srei mungkin merupakan candi yang paling kecil dalam Komplek Angkor Archaelogical Park. Candi ini adalah candi utama satu - satunya  yang dibangun bukan Raja Rajendrawarman, melainkan penasehatnya Yajnyavahara. Namun, candi ini baru berdiri dengan sempurna di masa pemerintahan Raja Jayawarman V. Aslinya candi ini dikelilingi bangunan permukiman, sebuah kota yang disebut Iswarapura.

Di masa sekarang kawasan kompleks Angkor Archaelogical Park, sudah mengalami pemugaran. Upaya pemugaran ini juga dilakukan untuk mencegah kerusakan candi akibat pepohonan besar yang tumbuh di dekatnya.
Selesai walking track di Banteay Srei, akhirnya saya kembali ke hostel. Karena sejak subuh sudah jalan – jalan berkeliling Angkor Wat walau belum semua.  Saya dan Janson lalu membayar Osman USD25 dan mengucapkan banyak terima kasih karena sudah ditemani berkeliling Angkor Wat. Selepas itu saya janjian untuk mencari makan malam bersama dengan Janson.
Waktu menunjukkan pukul 5 sore, selepas sholat saya meminjam sepeda Janson yang dititip di hostelku. Saya mengunjungi old market disana terdapat penjual cinderawati, daging, sayuran dan lain – lain, kalau menurut saya pribadi lebih senang ke old market daripada night market, karena soal harga juga sih hehehe…saya mendapati penjual post card yang harganya USD1 dan banyak penjual cinderamata yang cantik – cantik, tetapi tidak membeli takut menambah beban ransel lagi – lagi.
Selepas magrib, saya menuju hostel Janson di Jasmine Family Guest House. Untuk menjemputnya, ternyata Janson masih terlelap tidur. Saya ketuk pintunya karena jam sudah menunjukkan pukul 18.40, saya menumpang sholat di kamarnya Janson. Wah kamar Janson asik juga loh

Setelah sholat dan Janson selesai mandi, langsung mengowes sepeda. Saya dibonceng Janson seperti kemarin. Sepanjang jalan tertawa terus hahaha…membayangkan jaman Ibu Bapak saya  pacarannya naik sepeda. Kalau menurut Janson Romantic, lucu sekali laki –laki yang saya baru kenal di imigrasi Thailand ini seperti sudah saling kenal sejak lama, langsung klik dan nyambung. Memang beginilah jika bepergian seorang diri banyak mendapat hal yang menarik.
Night market ramai sekali, oh ternyata malam minggu banyak para turis yang berseliweran untuk membeli souvenir dan lain – lainnya. Malam ini saya dan Janson sepakat makan di KFC hehehe..Setelah itu berkeliling Pub Street dan kembali pulang ke Hostel. Saya mampir di hostel Janson yang nyaman sambil berbincang – bincang di lobby dengan teman – teman dari negara lain juga. Malam semakin larut saya izin pulang ke hostel diantarkan Janson dengan sepeda sewaanya. Besok sore saya dan Janson akan bertemu untuk jalan –jalan menjelajah  Tonle Sap yaitu kehidupan diatas air masyarakat Siem Reap, Cambodia. Good night..
Bersambung Cambodia Day 3 : Kehidupan Tasik Tonle Sap
Wassalamulaikum warahmatullah wabarakatuh…





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...