Jumat, 12 Agustus 2016

Tari Angguk, Tarian Tradisional Dari Kulon Progo

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
16 Agustus 2015
Malam Mantran Wetan...


Dari kecil saya senang sekali melihat pagelaran karya seni, baik tradisional maupun kontemporer hingga kini hobby itu pun masih saya lakoni. Ketika tinggal dan bekerja di Jogjakarta beberapa waktu lalu, saya senang sekali melihat beberapa pementasan karya seni. Karena Jogjakarta dan sekitarnya memang kaya akan budaya.

Sampai suatu waktu saya datang mengunjungi pagelaran karya seni. Hasil karya para pecinta seni dari Komunitas Lima Gunung di Kaki Gunung Andong, Dusun Mantran Wetan, Desa Girirejo, Ngablak, Magelang, Jawa Tengah. Melihat pertama kali pertunjukan Tari Angguk, sangat berkesan bagi saya "menarik". Karena mulai penasaran dan tanya sana - sini akhirnya dapat informasi mengenai tarian ini.






Tari Angguk merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kulon Progo salah satu Kabupaten di Jogjakarta. Walaupun baru dua kali melihat pementasan Tari Angguk, membuat saya penasaran untuk tahu lebih dalam tentang sejarah tari tradisional ini. Tarian ini muncul pada jaman Hindia Belanda. Tarian ini muncul sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan setelah panen padi. Untuk merayakannya para pemuda dan pemudi bersukaria dan bernyanyi sambil menari sambil mengangguk - anggukan kepala. Maka tarian ini disebut sebagai Tari Angguk. 

Gerakan Tari Angguk terinspirasi dari gerakan serdadu Belanda dan busana yang dikenakan mirip dengan pakaian serdadu Belanda. Tari Angguk ini mirip dengan Tari Dolalak yang berasal dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Ada beberapa sumber yang menyebutkan bahwa Tari Angguk merupakan pengembangan dari Tari Dolalak mengingat letak geografis Kabupaten Kulonprogo berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, bisa saja terjadi akulturasi budaya di wilayah tersebut. 





Tari Angguk ini masuk dalam kesenian rakyat, dimana pengembangannya meliputi beberapa aspek sosial, budaya, ekonomi, sejarah yang tumbuh dan berproses di dalam masyarakat itu sendiri, fungsinya sebagai media positif, interaksi sosial dan sebagai media hiburan bagi masyarakat. Tari Angguk dimainkan secara berkelompok terdiri dari sekitar 15 penari wanita berkostum menyerupai serdadu Belanda dan dihiasi gombyok barang emas, sampang, selendang, sampur, rompi, topi pet hitam, kaus kaki warna merah dan kacamata hitam. Keunikan dan yang menarik dari Tari Angguk adalah ketika salah satu penari "Ndadi" atau kesurupan. Tari Angguk disisipi hal - hal mistis, konon tarian ini bisa mengundang roh halus untuk bermain dengan mengunakan media tubuh sang penari.





Dalam Tari Angguk diiringi instrumen musik pengiring. Kini kesenian Tari Angguk disisipi alat musik seperti jedor, rebana, bedug, snare drum dan keyboard. Nuansa Jawa dan Arab terlihat dari lantunan syair dan nuansa Eropa dari kostum yang dikenakan penari. Layaknya tarian tradisional, Tari Angguk juga mengisahkan kisah tertentu seperti peran yang dibawakan dibagi menjadi dua yaitu peran utama terdiri dari tokoh Umarmayo, Sekar Mawar, Dewi Kuning - Kuning, Air Gunung, Trisnowati dan Awang - Awang sedangkan penari lainnya sebagai  pengiring.




Tari Angguk ini sangat populer di Kabupaten Kulonprogo, ada beberapa kelompok seni Tari Angguk salah satunya yang pernah saya lihat pementasannya adalah Sanggar Sri Penglaras yang berasal dari Dusun Pipih, Kokap, Kabupaten Kulonprogo. Tarian ini juga bisa dilihat di festival kebudayaan. Semoga dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan tari tradisional ini masih tetap terjaga. Terima kasih, sampai jumpa diperjalanan selanjutnya.

Wassalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...