Jumat, 29 Juli 2016

Wayang Serangga Festival Lima Gunung Sebagai Keseimbangan Alam

 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh...
23 - 24 Agustus 2014


Awal mengetahui Festival Lima Gunung (FLG) ke XIII ini dari rekanku di Solo melalui kontak inbox facebook, sengaja aku bertanya kabar dan apakah akan hunting lagi di Festival Dieng yang memang jatuh pada akhir bulan Agustus 2014???. Rekanku ini seorang photografer sebuah media terkenal di tanah air, namanya Maul, memberitahuku bahwa 23 – 24 Agustus 2014 ini akan ada Festival Lima Gunung ke XIII di Dusun Warangan Desa Muneng Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Jawa Tengah. 

Selamat Datang di Dusun Warangan
Topeng - Topeng Karya Pak Sujono
Acara ini dimeriahkan oleh gabungan seniman petani dan Komunitas Lima Gunung wilayah Kabupaten Magelang, serta kolaborasi dengan seniman dari berbagai daerah meliputi Jogjakarta, Kendal, Kediri, Magelang dan Solo.  

Kirab Keliling Dusun Ketika Pembukaan Acara FLG ke XIII
Ketua Adat
Buah Sesaji
Bubur Sesaji
Festival Lima Gunung ini diprakarsai oleh Paguyuban warga yang mendiami dusun wilayah Gunung Andong, Merbabu, Merapi, Sumbing dan Perbukitan Manoreh, yang sebagian besar menyambung hidup dengan bertani sambil berkesenian di dusunnya masing - masing. Baik ornamen maupun umbul - umbul  FLG yang semua terbuat dari alam seperti daun pisang kering - berjejer rapi berupa bendera, janur, dedaunan dan jerami. Demikian kreatif para seniman yang ambil bagian dalam festival ini.

Ornamen Jerami yang menghiasi Panggung
Festival Lima Gunung di Dusun Warangan
Sesaji
Hiasan Panggung
Ada yang mengusik hati saya, ketika melihat festival ini yaitu keberadaan Wayang Gunung atau Serangga karya Pak Sujono. Beliau merupakan seniman yang mempimpin Komunitas Sanggar Saujana. Sanggar yang dibangun sebagai tempat ekspresi jiwa seninya yang diwujudkan dalam bentuk wayang. Bahan untuk membuat wayang Pak Sujono mempergunakan Kulit maupun Fiber. Hasil karya seni beliau yang berkarakter membuat banyak pengunjung tertarik untuk membelinya, bahkan hasil karyanya sudah sampai keluar negeri. Ada 2 (dua) jenis wayang yang dibuat oleh Pak Sujono antara lain :

1. Wayang Saujana (Insect Puppet) adalah wujud wayang dengan rupa macam - macam serangga.
2. Wayang Air (Water Puppet) adalah wujud wayang dengan rupa macam - macam ikan.

Selain itu Pak Sujono juga ahli dalam membuat patung dari bahan batu dan kayu, tak sebatas itu beliau juga pandai melukis dan menciptakan tarian berkostum serangga yang sangat unik.


Karakter Wayang Serangga
Karakter Wayang Serangga 2
Karakter Wayang Serangga 3
Wayang Serangga 4
Gunungan
Lihatlah pameran karya seni Pak Sujono di festival ini. Beliau membuat wayang dari berbagai macam karakter dalam bentuk serangga seperti capung, kupu - kupu, jangkrik dan gangsir. Ada juga karakter Dewi Sri sebagai dewi kesuburan. Dalam karakter Dewi Sri digambarkan bertubuh kinjeng atau capung.



Topeng
Patung Temanten
Ruang Pameran Festival Lima Gunung


Menurut Pak Sujono, kenapa beliau memilih tema serangga karena berkaitan dengan kehidupan sehari - hari para petani, dan species ini penting bagi keseimbangan alam. Dalam hal ini karakter kinjeng atau capung menurut Pak Sujono mewakili keprihatinnya terhadap kerusakan alam, termasuk pengunaan pestisida yang berlebihan. Akibatnya, tanah menjadi tidak subur dan hasil pertanian terkena berbagai macam pupuk kimia. Demikian sedikit perbincangan dengan Pak Sujono, dilain waktu saya akan berkunjung melihat langsung pembuatan wayang serangga ini di Sanggar Saujana yang berada di Dusun Keron Krogowanan Sawangan Magelang Jawa Tengah. 

Penari Reog
Seto Kencono
Soreng Putri
Ini Lupa Tarian Apa???
Sangkralnya, Peresmian Acara FLG ke XIII
Hiasan Kaki Penari
Wayang Serangga, Ikut Kirab Keliling Dusun...
Ke esokan harinya diadaan kirab keliling yang kemudian berakhir di arena festival. Acara ini juga dihadiri oleh Direktur Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Lailly Prihatiningtyas, Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) Umar Chusaeni dan Sutradara Garin Nugroho. Pagelaran acara selama dua hari ini arena panggung festival dipadati penonton, baik warga desa - desa sekitar maupun mereka yang datang dari berbagai kota, termasuk pengunjung dari luar negeri. Pengunjung festival di sambut ramah oleh warga Dusun Warangan, mereka juga menyiapkan rumah - rumah untuk menginap dan makanan yang sederhana untuk para tamu festival.

Mbak Laily dengan Para Pengunjung FLG
Sutradara Garin Nugroho
Pak Sujono Nomor Dua dari Kanan
Pak Umar Chusaeni

Banyak hal yang bisa di petik dari acara festival ini, sesuai tema “sanak kadang” sebagai ajang silahtuhrahmi sesama manusia untuk kekuatan  bangsa serta hubungan manusia dengan letusan gunung sebagai siklus kehidupan. Semoga tulisan ini bermanfaat, terima kasih.

وَعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Petualangan Dari Sudut Pandang - Ika Soewadji -

  Tidak Menyangkal era perkembangan jaman saat ini, memudahkan aku sebagai pejalan untuk melakukan petualangan. Berpetualang bagi aku prib...